Hipotiroid juga bisa memicu denyut prematur dan dapat menyebabkan detak jantung tidak beraturan (fibrilasi atrium).
Kekurangan hormon tiroid dapat membuat pembuluh darah arteri menjadi kaku dan memicu tekanan darah meningkat.
Selain itu, efek hipotiroid pada jantung juga bisa membuat otot jantung susah rileks setiap kali berdetak, sehingga muncul gangguan diastolik.
Baca juga: Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung
Kegagalan otot jantung untuk rileks pemicu gangguan diastolik dalam jangka panjang bisa menyebabkan gagal jantung.
Serangan gagal jantung bisa terjadi pada penderita hipotiroid tanpa riwayat jantung. Jika penderita punya riwayat penyakit jantung, kondisi gagal jantungnya bisa parah.
Kurangnya hormon tiroid dapat memicu angina, peningkatan kadar kolesterol jahat, dan bisa memperburuk kondisi penyakit jantung koroner penderita.
Penyakit kelenjar tiroid jenis hipotiroid gejala penyakitnya kerap tidak dirasakan penderitanya. Untuk itu, Anda perlu tetap waspada.
Baca juga: Kenali Jantung Berdebar Gejala Penyakit Jantung Takikardia
Melansir Harvard Health Publishing, kelenjar tiroid yang terlalu aktif memproduksi hormon tiroid dapat memengaruhi banyak bagian tubuh.
Gejala hipertiroid bisa jantung berdebar, kerap gugup, gampang kepanasan, susah tidur, dan berat badan turun tanpa sebab jelas.
Jika tidak diobati, hipertiroid dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama jantung.
Gangguan jantung yang terkait dengan hipertiroid di antaranya:
Salah satu penyebab aritmia adalah stimulasi berlebihan pada kelenjar tiroid.
Gangguan irama jantung yang paling banyak terkait hipertiroid adalah takikardia atau denyut jantung sangat cepat yang mencapai 100 detak per menit.
Masalah jantung lain terkait hipertiroid adalah fibrilasi atrium atau ritme yang tidak teratur di ruang atas jantung.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Kondisi hipertiroid dapat membuat pembuluh darah mengendur, sehingga tekanan darah diastolik menurun.