KOMPAS.com - Nyeri otot (mialgia) adalah keluhan umum yang mungkin hampir semua orang pernah merasakannya.
Pada masing-masing orang, intensitas nyeri yang terjadi akibat nyeri otot dapat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai yang sangat mengganggu.
Selain itu, ada yang dapat menghilang dalam beberapa hari, tetapi ada juga yang bisa berlangsung lama sampai lama hingga berbulan-bulan.
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung
Nyeri otot pun dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, apakah itu di leher, punggung, pinggang, tungkai, kaki, lengan atau tangan.
Tapi yang jelas, nyeri otot pada umumnya bersifat lokal, meski dapat juga nyeri tersebut menyebar.
Melansir Health Line, seringkali, orang yang mengalami nyeri otot dapat dengan mudah mengetahui penyebabnya.
Pasalnya, sebagian besar kasus mialgia terjadi akibat terlalu banyak tekanan, ketegangan, atau aktivitas fisik.
Beberapa penyebab nyeri otot secara umum, termasuk:
1. Sprain atau strain
Sprain atau strain, yaitu peregangan tiba-tiba pada otot atau ligamen yang mengakibatkan tarikan mendadak pada sisi periosteal (perlekatan otot pada tulang).
Hal ini dapat terjadi akibat keseleo atau jatuh.
Baca juga: 9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri
Nyeri otot ini juga dapat muncul sehabis mengerjakan pekerjaan yang tidak biasa dikerjakan, misalnya berkebun dengan mengangkat pot dan mencangkul, mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan mengepel, atau mendadak berolahraga.
Terkadang, strain terjadi karena hal yang sangat sepele, seperti membungkuk atau membalikkan tubuh ke belakang untuk meraih sesuatu, di mana tiba-tiba otot pinggang, leher, atau bahu menjadi nyeri.
Pada umumnya, kondisi ini terjadi pada orang yang jarang berolahraga.
2. Overuse
Overuse merupakan penyebab nyeri otot lainnya.
Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan dengan gerakan yang sangat cepat dan berlebih-lebihan, atau latihan beban yang tidak dilakukan secara bertahap sehingga melampaui kemampuan otot dapat memicu nyeri otot.
Hal itu dikarenakan, selain otot tidak siap menghadapinya, otot juga tidak mendapat kesempatan untuk beristirahat.
Baca juga: 5 Sifat Nyeri Dada yang Bukan Gejala Khas Penyakit Jantung
3. Kontraksi otot yang berlangsung terus-menerus
Kontraksi otot yang berlangsung terus-menerus juga bisa memicu terjadinya nyeri otot.
Kondisi ini sering terjadi pada orang yang sedang emosi, mengalami stres berat, atau postur
tubuh yang salah yang dipertahankan dalam jangka waktu lama.
Tanpa disadari, biasanya otot-otot di sekitar leher, bahu, dan pinggang mengalami ketegangan yang terus-menerus.
Melansir Mayo Clinic, secara fisiologis, setiap periode kontraksi otot harus diikuti oleh periode
relaksasi, sehingga darah mengalir kembali melalui pembuluh-pembuluh kapiler yang membawa oksigen baru dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang terakumulasi akibat kerja otot.
Kontraksi dan relaksasi yang terjadi secara bergantian memungkinkan aktivitas otot bebas dari rasa nyeri dan kelelahan.
Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami
Kontraksi otot yang terus-menerus dapat menganggu siklus normal tersebut, di mana sirkulasi darah dalam otot menjadi tidak baik.
Akibatnya, oksigenasi otot tidak memadai sehingga terjadilah ischemia jaringan, termasuk kegagalan pada pembuangan sisa-sisa metabolisme (metabolit).
Kombinasi ischemia jaringan dan tertahannya metabolit, mengawali terjadinya proses peradangan jaringan yang pada akhirnya menimbulkan reaksi pada serabut-serabut otot dan
jaringan-jaringan di sekitarnya, sehingga muncul siklus nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika menjadi kronis, nyeri otott bisa juga mengganggu tidur, sehingga menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Berbagai terapi dapat mengatasi
nyeri otot, antara lain:
1. Terapi fisik atau fisioterapi
Modalitas fisioterapi yang digunakan tergantung pada derajat dan lokasi nyeri otot,
seperti diathermy, ultrasound, atau transcutaneous electrical stimulation (TENS).
Pada umumnya, setelah itu dilanjutkan dengan massage dan peregangan lembut pada otot.
Baca juga: 6 Penyebab Kaki Kram Saat Tidur dan Cara Mengatasinya
2. Latihan relaksasi
Latihan relaksasi sangat baik diberikan pada kasus-kasus nyeri otot, di mana faktor stres jelas menjadi penyebab nyeri otot tersebut.
3. Penggunaan sinar laser
Penggunaan sinar laser yang difasilitasi dokter juga bisa dilakukan untuk memberikan hasil yang cukup memuaskan dalam pengobatan nyeri otot.
4. Teknik stretch dan spray
Ada pula teknik stretch dan spray untuk mengatasi nyeri otot.
Teknik ini dilakukan dengan cara otot dan titik nyerinya disemprot dengan cairan pendingin lalu pelan-pelan diregang atau stretch.
5. Terapi lainnya
Terapi lainnya untuk mengatasi nyeri otot bisa dengan penyuntikan obat-obatan pada titik nyeri.
Salah satunya, yakni dry needling oleh dokter, yaitu memasukkan jarum filiform ke dalam kulit dan otot, juga langsung ke titik nyeri.
Baca juga: 4 Gejala Tumor Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai
6. Pilihan akupuntur
Akunpuntur juga bisa ditempuh untuk mengatasi nyeri otot.
Jarum akupunktur dapat merangsang tubuh untuk melepaskan hormon endorfin, sejenis dengan morfin tetapi diproduksi oleh tubuh sendiri.
Hormon endorfin berfungsi menghilangkan nyeri dan memberikan efek relaksasi.
Namun, bagi penderita nyeri otot dengan faktor stres mental sebagai penyebab utamanya, sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater di samping menjalani salah satu cara mengatasi nyeri otot di atas.
Baca juga: Glaukoma: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.