Kejang yang terjadi berulang tanpa disertai demam barulah mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang disebut epilepsi.
Baca juga: Epilepsi: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Cara Menangani
Sementara itu, epilepsi adalah kejang berulang secara spontan.
Melansir Medical News Today, penyebab epilepsi berasal dari otak atau bukan disebabkan sekunder oleh penyakit sistemik.
Secara neurofisiologi klinik, pada kasus epilepsi dijumpai adanya letupan listrik sekelompok sel otak disertai perubahan fungsi sel tersebut.
Tidak mudah untuk mengidentifikasi epilepsi pada kejang yang pertama kali.
Sebagian besar dari penderita epilepi pun dilaporkan belum dapat diidentifikasi penyebabnya.
Untuk identifikasinya, diperlukan evaluasi secara klinis, dan terkadang diperlukan bantuan alat electroencephalography (EEG), magnetic resonance imaging (MRI), dan CT-scan.
Hal-hal yang telah diidentifikasi sebagai penyebab epilepsi atau ayan antara lain, yakni:
Jadi, epilepsi adalah penyakit yang kronik, sedangkan kejang dapat terjadi hanya sekali atau lebih tergantung dengan kejadian yang menyebabkannya.
Baca juga: 7 Penyakit dengan Gejala Demam Disertai Bintik Merah Selain Campak
Karena epilepsi adalah panyakit yang kronik, penderitanya harus diberi pengobatan rutin sampai dengan 2 tahun bebas kejang.
Pada kasus epilepsi pada anak, sebagian besarnya dilaporkan dapat disembuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.