KOMPAS.com - Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal hingga menyebabkan kejang atau periode perilaku tidak biasa, sensasi, dan kadang-kadang pingsan.
Gangguan kesehatan tersebut bisa dialami oleh siapa pun, baik pria maupun wanita dari semua ras, latar belakang etnis, dan usia.
Melansir Mayo Clinic, gejala kejang pada epilepsi bisa sangat bervariasi.
Baca juga: Riset Buktikan Perut Buncit Bikin Fungsi Otak Terganggu, Kok Bisa?
Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik saat kejang, sementara yang lain bisa sampai berulang kali menggerakkan lengan atau kakinya.
Memiliki kejang tunggal tidak berarti seseorang menderita epilepsi.
Setidaknya dua kejang yang tidak diprovokasi, baru diagnosis sebagai epilepsi.
Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruhi aktivitas apa pun yang dikoordinasikan otak.
Tanda dan gejala saat kejang, di antaranya yakni:
Gejala epilepsi pada dasarnya bisa bervariasi tergantung pada jenis kejangnya.
Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan epilepsi akan cenderung memiliki tipe kejang yang sama sehingga gejalanya akan serupa saat kambuh.
Dokter umumnya mengklasifikasikan kejang sebagai fokus atau generalisasi, berdasarkan pada bagaimana aktivitas otak yang abnormal dimulai.
1. Kejang parsial
Ketika kejang muncul akibat aktivitas abnormal hanya di satu area otak, hal itu bisa disebut kejang fokal atau kejang parsial. Kejang ini terbagi dalam dua kategori, yaitu:
Gejala kejang parsial diketahui dapat dikacaukan dengan gangguan neurologis lainnya, seperti migrain, narkolepsi, atau penyakit mental.
Untuk membedakan epilepsi dari gangguan lain, diperlukan pemeriksaan dan pengujian menyeluruh oleh tenaga medis.
Baca juga: Nonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Waspada Epilepsi Fotosensitif