Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan, Ini 5 Penyakit Kronis yang Ditandai Sakit Kepala

Kompas.com - 26/09/2020, 12:06 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sakit kepala adalah hal umum dialami banyak orang. Entah karena stres, papara cuaca panas, atau dehidrasi, banyak faktor yang bisa memicu sakit kepala.

Meski menyebabkan sensasi tak nyaman, sakit kepala biasanya tidak menimbulkan gangguan kesehatan serius.

Namun, sakit kepala bisa menjadi pertanda serius apabila sering terjadi dan tidak segera diatasi.

Baca juga: Stres Bisa Sebabkan Migrain, Begini Cara Mengatasinya

Gejala sakit kepala yang berbahaya

Sakit kepala biasanya menyebabkan nyeri di kepala, wajah, atau leher. Meski seringkali terjadi karena faktor-faktor yang tidak menyebabkan masalah serius, sakit kepala yang parah dan disertai gejala lain memerlukan pertolongan medis secepat mungkin.

Bisa jadi, sakit kepala yang kita rasakan merupakan tanda adanya gangguan kesehatan kronis dalam tubuh kita.

Sakit kepala yang kita rasakan memerlukan perawatan medis secepat mungkin jika disertai gejala berikut:

  • leher kaku dan demam
  • mual dan muntah
  • mimisan
  • pingsan
  • kehilangan keseimbangan
  • tekanan di belakang kepala
  • penglihatan kabur
  • wajah terasa kesemutan
  • sulit memahami ucapan
  • kemampuan bicara terganggu
  • kejang
  • keringat malam
  • berat badan turun.

Penyebab kronis yang menyebabkan sakit kepala

Ada beberapa penyakit kronis yang bisa menimbulkan sakit kepala. Berikut penyakit kronis tersebut:

1. Tumor otak

Tumor otak terjadi ketika sel abnormal tumbuh dan membelah di otak.

Karena tengkorak tidak memungkinkan ekspansi otak yang signifikan, keberadaan tumor dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk sakit kepala.

Selain sakit kepala, gejala tumor otak bisa berupa berikut:

  • kejang
  • perubahan kondisi mental
  • gangguan visual
  • mual dan muntah.

2. Keracunan karbon monoksida

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang terbentuk ketika seseorang membakar bahan bakar di dalam mobil, kompor, mesin kecil, perapian, kompor gas, atau tungku.

Karbon mooksida yang terhirup bisa memasuki darah dan menggantikan oksigen sehingga menyebabkan lemas hingga kematian.

Selain sakit kepala, gejala keracunan karbon monoksida antara lain:

  • kelemahan
  • mual
  • muntah
  • kebingungan
  • nyeri dada.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Migrain dan Sakit Kepala

3. Diseksi arteri karotis

Diseksi arteri karotis merupakan penyempitan pembuluh darah di arteri karotis akibat penumpukan zat lemak dan endapan kolesterol.

Menurut riet dalam jurnal BMJ, sekitar 68 persen penderita diseksi arteri karotis akan mengalami sakit kepala.

Hal ini terjadi ketika ada robekan pada lapisan salah satu arteri karotis yang memasok darah ke otak.

Akibatnya, darah bisa berkumpul di dalam lapisan arteri. Diseksi arteri karotis dapat menyebabkan stroke, kerusakan otak, dan kematian.

4. Meningitis

Meningitis adalah infeksi pada lapisan luar otak. Penyakit ini dapat terjadi karena adanya infeksi di telinga bagian dalam, sinus, atau area tubuh lainnya.

Meningitis yang tidak diobati dapat menyebabkan sepsis, yaitu infeksi parah di tubuh yang menyebabkan organ mati.

Selain sakit kepala, gejala meningitis meliputi:

  • demam
  • leher yang kaku
  • mual
  • muntah
  • sensitivitas terhadap cahaya.

5. Stroke

Ada dua jenis stroke yang kerap dialami manusia, yakni iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi ketika gumpalan darah bersarang di pembuluh di otak.

Sedangkan stroke hemoragik dapat terjadi karena pendarahan di otak.

Jika tidak dapat ditangani dengan segera, stroke bisa menyebabkan cacat signifikan hingga kematian.

Merujuk pada artikel Medical News, stroke hemoragik lebih mungkin menyebabkan sakit kepala daripada stroke iskemik.

Namun, seseorang bisa mengalami sakit kepala baik sata mengalami stroke iskemik atau hemoragik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com