Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala dan Penyebab Kanker Tenggorokan

Kompas.com - 08/10/2020, 12:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang berkembang di tenggorokan (faring, kotak suara (laring), atau amandel.

Kanker tenggorokan awalnya paling sering muncul di sel pelapis bagian dalam tenggorokan.

Laring atau kotak suara yang berada tepat di bawah tenggorkan juga rentan terkena kanker.

Penyakit ini juga bisa menyerang bagian tulang rawan penutup tenggorokan sampai ke amandel.

Baca juga: Asam Lambung Naik Bisa Sebabkan Kanker Kerongkongan, Kenapa Begitu?

Dilansir dari Mayo Clinic, kanker tenggorokan bisa dikendalikan jika terdeteksi sejak dini.

Apabila kanker telah menyebar atau bermetastasis ke jaringan di sekitarnya serta kelenjar getah bening, penyakit ini jadi susah disembuhkan.

Berikut gejala dan penyebab kanker tenggorokan yang perlu diwaspadai:

Gejala kanker tenggorokan

Beberapa gejala kanker tenggorokan tak jarang mirip dengan gangguan telinga, hidung, tenggorokan (THT) atau penyakit saluran pernapasan.

Namun, ada beberapa ciri-ciri kanker tenggorokan yang spesifik dan membedakannya dengan penyakit lainnya.

Melansir Mount Sinai, berikut beberapa gejala kanker tenggorokan:

  • Suara napas mirip orang mengi atau sesak napas
  • Batuk
  • Batuk berdarah
  • Susah menelan
  • Suara serak yang tak kunjung sembuh selama lebih dari tiga minggu
  • Leher atau telinga sakit
  • Radang tenggorokan tak kunjung membaik setelah dua minggu, padahal sudah diberi obat dari dokter
  • Muncul benjolan atau bengkak di leher
  • Berat badan turun padahal tidak sedang diet

Baca juga: Mengenali Berbagai Jenis Stadium Kanker

Periksa ke dokter jika ada gejala kanker tenggorokan di atas, terutama suara serak atau suara berubah tanpa sebab jelas dan berlangsung lebih dari tiga minggu.

Selain itu, konsultasikan ke dokter jika ada benjolan di leher yang tidak hilang dalam waktu tiga minggu.

Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, merekomendasikan pemeriksaan biopsi, rontgen, CT scan, sampai pemindaian MRI.

Baca juga: Apakah Kanker Bisa Disembuhkan?

Penyebab kanker tenggorokan

ilustrasi pemberitaan kankerPixabay/PDPics ilustrasi pemberitaan kanker
Penyebab kanker tenggorokan adalah mutasi genetik di sel-sel tenggorokan.

Mutasi tersebut membuat pertumbuhan sel jadi tidak terkendali.

Pada fase tertentu sel seharusnya mati dan mengalami regenerasi. Tapi, mutasi genetik membuatnya terus hidup dan tumbuh.

Penumpukan sel tersebut memicu pertumbuhan tumor di tenggorokan.

Baca juga: Kenali Berat Badan Turun Drastis yang Jadi Gejala Kanker

Para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebab mutasi genetik biang kanker tenggorokan.

Namun, ahli mengidentifikasi ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang lebih berisiko mengidap kanker tenggorokan, di antaranya:

  • Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau
  • Minum alkohol berlebihan dalam jangka panjang
  • Infeksi virus menular seksual human papillomavirus (HPV)
  • Pola makan kurang buah dan sayur
  • Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD)
  • Terpapar bahan kimia seperti asbes, nikel, dan asam sulfat

Baca juga: 10 Cara Mencegah Penyakit Kanker

Kebanyakan kanker tenggorokan menyerang pria di atas usia 50 tahun.

Kemungkinan pria terserang penyakit ini lebih tinggi ketimbang wanita.

Orang yang memiliki faktor risiko di atas perlu lebih waspada terhadap kanker tenggorokan.

Untuk mencegah penyakit ini, hindari merokok serta batasi atau hindari minum minuman beralkohol.

Selain itu, kendalikan penyakit asam lambung dan hindari paparan bahan kimia berbahaya.

Hal yang tak kalah penting, lakukan imunisasi HPV. Vaksin HPV menargetkan subtipe HPV biang sejumlah kanker kepala dan leher.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com