Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Keputihan pada Wanita yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 18/10/2020, 06:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Keputihan pada wanita paling sering merupakan kejadian normal dan teratur.

Namun, ada jenis keputihan tertentu yang dapat mengindikasikan infeksi.

Keputihan yang tidak normal mungkin berwarna kuning atau hijau, konsistensi kental, atau berbau tidak sedap.

Baca juga: Cara Merapatkan Vagina Setelah Melahirkan Secara Normal

Infeksi jamur, virus, atau bakteri biasanya dapat menjadi penyebab keputihan yang tidak normal.

Jika Anda melihat keluarnya cairan yang terlihat tidak biasa atau berbau busuk, temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan.

Berikut ini adalah beragam penyebab keputihan pada wanita untuk bisa diketahui:

1. Pengaruh hormon

Melansir Health Line, keputihan yang normal menjadi tanda tubuh berfungsi dengan sehat.

Ini cara tubuh wanita membersihkan dan melindungi vagina.

Misalnya, pengeluaran cairan meningkat seiring dengan gairah seksual dan ovulasi.

Olahraga, penggunaan pil KB, dan stres emosional juga dapat menyebabkan keluarnya cairan keputihan.

Keputihan normal juga dapat terjadi setidaknya 6 bulan sebelum wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya.

Kondisi ini dipengaruhi pula oleh perubahan hormon di dalam tubuh.

Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi.

Baca juga: 3 Penyebab Pubertas Dini pada Anak Gadis yang Perlu Diwaspadai

2. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang cukup umum terjadi pada wanita.

Vaginosis bakterialis bisa dialami wanita karena terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina.

Pada umumnya, tubuh wanita memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.

Tapi, pada penderita vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di dalam vagina berkurang, sehingga tidak mampu melawan infeksi.

Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau menyengat, busuk, dan terkadang amis, meskipun jarang menimbulkan gejala dalam beberapa kasus.

Wanita yang menerima seks oral atau yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular infeksi bakteri ini.

Baca juga: 6 Perubahan Fisik Tanda Anak Gadis Memasuki Masa Pubertas

3. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain yang dapat menjadi penyebab keputihan tidak normal.

Trikomoniasis disebabkan oleh protozoa, atau organisme bersel tunggal Trichomonas vaginalis.

Infeksi biasanya menyebar melalui hubungan seksual, tetapi juga dapat ditularkan dengan berbagi handuk atau pakaian renang.

Infeksi ini bisa menghasilkan cairan keputihan berwarna kuning atau hijau yang memiliki bau tidak sedap.

Nyeri, radang, dan gatal juga merupakan gejala umum trikomoniasis, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.

4. Infeksi ragi vagina

Yeast infection atau infeksi ragi vagina adalah infeksi jamur yang dapat menghasilkan cairan keputihan berwarna putih seperti keju cottage selain sensasi terbakar dan gatal.

Kehadiran jamur di vagina adalah normal, tetapi pertumbuhannya bisa berlipat ganda di luar kendali dalam situasi tertentu.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Vagina

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita terkena infeksi ragi vagina:

  • Stres
  • Diabetes
  • Penggunaan pil KB
  • Kehamilan
  • Penggunaan antibiotik, terutama penggunaan jangka panjang selama 10 hari

5. Gonore dan klamidia

Gonore dan klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat mengeluarkan cairan keputihan abnormal.

Cairan keputihan yang keluar biasanya berwarna kuning, kehijauan, atau keruh.

Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

6. Penyakit radang panggul

Melansir WebMD, pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menyebar melalui hubungan seksual.

Itu terjadi ketika bakteri menyebar ke vagina dan ke organ reproduksi lainnya.

Infeksi bakteri ini Ini dapat menghasilkan cairan keputihan yang banyak dan berbau busuk.

PID biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau gonore.

Seorang wanita mungkin tidak melihat gejala PID tahap awal.

Tetapi, ketika infeksinya semakin parah, wanita dapat merasakan sejumlah gejala.

Berikut ini beberapa gejala PID selain keluar cairan keputihan banyak dan berbau busuk:

  • Nyeri di perut bagian bawah dan panggul
  • Pendarahan antar periode haid
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Demam dan menggigil
  • Sakit saat buang air kecil

7. Infeksi human papillomavirus (HPV) atau kanker serviks

Infeksi human papillomavirus (HPV) disebarkan melalui hubungan seksual.

Infeksi ini dapat menyebabkan kanker serviks.

Baca juga: 4 Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

Meskipun mungkin tidak ada gejala, jenis kanker ini dapat mengeluarkan cairan keputihan berdarah, coklat, atau encer dengan bau yang tidak sedap.

Kanker serviks dapat dengan mudah diskrining dengan Pap smear tahunan dan pengujian HPV.

Jika Anda merasa mengalami keputihan yang tidak normal atau tidak biasa bersamaan dengan gejala tertentu lainnya, akan lebih baik jika sesegera mungkin dapat menemui dokter.

Gejala lain yang harus diperhatikan, yakni:

  • Demam
  • Nyeri di perut
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Sering merasa lelah
  • Peningkatan buang air kecil

Dokter bisa membantu Anda mengetahui penyebab keputihan dan mengatasinya jika memang bermasalah.

Baca juga: 10 Penyebab Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau