Endapan lemak ini kemudian akan menjadi plak yang membatasi aliran darah.
Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika plak pecah dan mendorong pembentukan gumpalan darah.
Jika sudah begini, probabilitas serangan jantung meningkat bahkan hingga berpotensi fatal.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
Menjaga tekanan darah tetap berada di bawah 120/80 mmHg dapat menurunkan risiko serangan jantung.
Mengurangi asupan garam menjadi salah satu cara yang bisa Anda lakukan. Terlalu banyak natrium dalam darah dapat membebani ginjal untuk membuangnya.
Hal ini akan menyebabkan tekanan darah tinggi.
Baca juga: 4 Gejala Awal Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya penyakit jantung.
Melansir dari Business Insider, orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam dalam semalam lebih rentan mengalami penyakit terkait jantung seperti serangan jantung dan stroke.
Sebuah penelitian yang terbit dalam Journal of the American College of Cardiology tahun 2019 menemukan oranh yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko serangan jantung yang meningkat hingga 20 persen.
Meski begitu, tidur berlebihan juga tidak dianjurkan.
Dalam penelitian yang sama menemukan orang dengan kebiasaan tidur lebih dari 9 jam semalam mengalami peningkatan risiko serangan jantung hingga 34 persen.
Stres kronis dapat meningkatkan peradangan pada tubuh kita. Ini juga berarti dapat meningkatkan tekanan darah dan menurunkan kolesterol baik HDL.
Kondisi-kondisi di atas dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Hal ini berkaitan dengan stres kronis membuat seseorang cenderung melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, makan makanan berlemak, hingga konsumsi alkohol.
Baca juga: Waspada, Serangan Jantung Diam-diam yang Kerap Menyerang Pria