KOMPAS.com - Sakit perut atau rasa tidak nyaman pada perut setelah makan memiliki banyak penyebab.
Jika sakit perut terjadi setelah makan lalu hilang, biasanya disebabkan oleh faktor makanan.
Sementara, jika seseorang menderita sakit perut setelah makan dan menemukan gejala lain atau ketidaknyamanan tidak juga reda meski telah melakukan perubahan pada pola makan, itu mungkin disebabkan oleh kondisi medis.
Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya
Merangkum Medical News Today, berikut ini adalah beragam kemungkinan penyebab sakit perut setelah makan baik dari faktor makanan, kondisi medis, maupun faktor lainnya yang dapat diwaspadai:
Faktor makanan
1. Keracunan makanan
Salah satu gejala utama keracunan makanan adalah sakit perut.
Gejala lainnya termasuk:
Gejala ini biasanya akan muncul beberapa jam setelah makan.
Namun, gejalanya bisa bertahan atau berlangsung hingga beberapa hari.
Pada kondisi tertentu, penderita keracunan makanan dapat dirawat di rumah hanya dengan istirahat dan pemberian cukup cairan.
Tapi, pada kasus lain, penderita bisa direkomendasikan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Beda Gejala Sakit Perut Akibat Virus dan Keracunan Makanan
2. Konsumsi makanan asam
Makanan asam yang bisa mengiritasi lambung, seperti jus buah, keju olahan, dan tomat.
Menemukan alternatif, seperti mengganti jus buah dengan air atau teh, dapat membantu mengurangi sakit perut.
3. Angin yang terjebak
Angin yang terperangkap di saluran pencernaan bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
Perut mungkin terasa menggelembung dan tidak nyaman, atau mungkin ada rasa sakit yang menusuk.
Minuman manis dan makanan tertentu bisa menyebabkan perut kembung dan begah.
Ini termasuk:
Jika seseorang mengunyah permen karet, menghisap permen, atau makan dengan mulut terbuka, hal itu dapat menyebabkan mereka menelan udara dan menyebabkan perut kembung.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Perut Kembung Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
4. Makan makanan pedas
Cabai sering digunakan untuk membumbui makanan pedas.
Di mana, cabai mengandung capsaicin, bahan kimia yang menyebabkan sensasi panas atau terbakar.
Capsaicin dapat mengiritasi bagian sensitif tubuh, termasuk perut.
Baca juga: 6 Manfaat Makanan Pedas, Redakan Pilek hingga Cegah Penyakit Jantung
5. Gangguan pencernaan
Seseorang bisa mengalami gangguan pencernaan setelah makan atau minum.
Selain sakit perut, mereka mungkin akan merasakan perut kembung atau mual.
Seperti diketahui, lambung mengandung asam untuk memecah makanan.
Terkadang, asam ini bisa mengiritasi lapisan lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan.
Makanan kaya lemak, kafein, minuman manis, dan alkohol dapat memperburuk gangguan pencernaan.
Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya
6. Konsumsi minuman mengandung kafein
Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam teh dan kopi. Ini bisa mengiritasi perut dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang.
Untuk menghindari sakit perut, orang bisa memilih alternatif kopi dan teh untuk membantu tubuh tetap terhidrasi di pagi, siang, atau malah hari.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat?
7. Konsumsi alkohol
Minuman beralkohol bisa menyebabkan kembung.
Alkohol juga dapat memperparah sakit perut.
Jika seseorang mengurangi jumlah alkohol yang mereka minum, hal itu dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.
8. Alergi atau intoleransi makanan
Alergi makanan bisa menyebabkan sakit perut.
Beberapa orang mungkin alergi terhadap makanan tertentu. Ini bisa mengiritasi perut dan bisa menyebabkan rasa sakit setelah makan.
Intoleransi adalah bentuk alergi yang lebih ringan.
Baik alergi maupun intoleransi dapat disebabkan oleh berbagai jenis makanan.
Intoleransi umum termasuk gluten, gandum, dan laktosa.
Orang-orang dapat membuat catatan harian tentang makanan jika mereka merasa memiliki alergi.
Buku harian makanan adalah catatan tertulis tentang apa yang mereka konsumsi setiap kali makan, termasuk minuman dan makanan ringan.
Baca juga: Alergi: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati
Para pemilik alergi makanan juga harus menyertakan catatan kapan perut mereka sakit.
Membuat buku harian dapat membantu menentukan makanan yang menyebabkan masalah.
Orang-orang kemudian dapat menghentikan makanan ini dari diet mereka.
9. Makan terlalu banyak
Mengisi perut secara berlebihan secara rutin tidak baik untuk kesehatan.
Ketidaknyamanan setelah makan mungkin merupakan tanda bahwa seseorang makan terlalu banyak.
Baca juga: Jangan Sembarangan Ambil, Ini Porsi Ideal Nasi Sekali Makan
Kondisi medis
10. Gastritis
Gastritis menyebabkan lapisan perut meradang.
Kondisi medis ini dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, dan gangguan pencernaan.
Gastritis ringan dapat diobati di rumah dengan obat bebas dan perubahan pola makan.
Mengurangi makanan asam dan makan cemilan sepanjang hari dapat membantu.
11. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) bisa menyebabkan usus meradang.
IBD dapat menyebabkan berbagai gejala, salah satunya adalah sakit perut.
IBD adalah kondisi jangka panjang yang membutuhkan pengobatan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.
12. Sakit mag
Sakit mag adalah luka yang berkembang di lapisan perut.
Kondisi medis ini akan menyebabkan rasa sakit yang membakar di bagian tengah perut.
Sakit mag sering kali disebabkan oleh infeksi.
Sakit mag juga bisa disebabkan oleh obat-obatan yang mengandung aspirin jika sering dikonsumsi dalam waktu lama.
Salah satu perawatan sakit mag adalah dengan obat penekan asam dan dengan atau tanpa antibiotik.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Mag dengan Kunyit
13. Irritable bowel syndrome
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kumpulan gejala akibat iritasi pada saluran pencernaan.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat ditangani atau dikendalikan.
Selain sembelit dan diare, IBS yakni bisa menyebabkan kram perut dan kembung.
Gejala dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan, dan mungkin tidak selalu terjadi setelah makan.
Meski tidak ada obatnya, perubahan gaya hidup bisa membantu.
Ini termasuk:
14. Batu empedu
Batu empedu adalah potongan material keras yang terbentuk di kantong empedu.
Jika menyumbat saluran empedu, dapat menyebabkan nyeri yang tajam dan tiba-tiba.
Perawatan batu empdu yakni dengan konsumsi obat-obatan atau pembedahan, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Baca juga: 5 Gejala Batu Empedu yang Perlu Diwaspadai
15. Heartburn
Heratburn dikenal sebagai gastroesophageal reflux (GER) dalam istilah medis.
Kondisi medis ini juga bisa disebut sebagai refluks asam.
GER disebabkan oleh asam yang keluar dari lambung meuju ke dalam kerongkongan.
Terasa seperti sensasi terbakar di dada dan tenggorokan.
Ini juga bisa menyebabkan rasa terbakar di perut.
Menghindari alkohol, makanan pedas, dan menurunkan berat badan jika diperlukan dapat membantu mengontrol heartburn.
16. Tiroid yang terlalu aktif
Kelenjar tiroid bertugas menghasilkan hormon yang memberi tahu tubuh cara bekerja.
Tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan masalah medis yang dapat memengaruhi tulang, otot, dan jantung.
Salah satu gejala tiroid yang terlalu aktif adalah sakit perut dan diare.
Gejala lain termasuk sulit tidur, penurunan berat badan, dan detak jantung yang cepat.
Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya
17. Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah gangguan pada sistem pencernaan.
Kondisi medis ini disebabkan oleh alergi terhadap gluten, ditemukan dalam gandum hitam, jelai, dan gandum.
Gejala berupa sakit perut, sembelit, diare, dan kembung.
Menghilangkan gluten dari makanan dapat menghentikan efek dari kondisi tersebut.
Penyebab lainnya
18. Stres
Stres dapat menyebabkan otot menjadi tegang, yang dapat menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada perut.
Melakukan beberapa napas dalam dan lambat sebelum makan dapat mengendurkan otot.
Sementara, makan secara perlahan dan tenang dapat membantu menghindari sakit perut.
19. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan dapat berarti bahwa seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi seperti mulas atau sakit mag.
Ketika seseorang kehilangan berat badan berlebih, ini dapat membantu menghindari sakit perut setelah makan.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
20. Sembelit
Tidak cukup BAB atau BAB yang keras dan sulit dikeluarkan kemungkinan besar disebabkan oleh sembelit.
Sakit perut dan kembung adalah gejala umum sembelit lainnya.
Orang dapat mengobati sembelit dengan makan makanan yang tinggi serat dan minum banyak cairan.
Baca juga: 12 Cara Mengatasi Sembelit Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
21. Efek samping pengobatan tekanan darah
Obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah dapat menyebabkan efek samping. Ini termasuk sembelit dan terkadang sakit perut, termasuk sakit perut setelah makan.
Jika merasa mengalami efek samping dari obat ini, Anda dapat berbicara dengan dokter tentang beralih ke obat lain atau alternatif.
Melansir Health Line, sakit perut sesekali setelah Anda makan pada umumnya tidak perlu diwaspadai.
Tapi, jika kondisi itu dicurigai sebagai tanda adanya kondisi medis, akan lebih baik jika siapa saja yang mengalami sakit perut setelah makan, segera mencari nasihat dokter.
Siapa saja juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila sakit perut setelah makan berlanjut dalam waktu lama, di mana perubahan gaya hidup dan pola makan tidak berhasil memperbaiki keadaan.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.