Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2020, 14:10 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Asma adalah suatu kondisi di mana saluran pernafasan menyempit dan membengkak serta dapat menghasilkan lendir berlebih.

Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit bernafas dan memicu batuk, suara mengi (wheezing) saat mengeluarkan nafas, dan sesak nafas.

Melansir Mayo Clinic, bagi sebagian orang, asma adalah gangguan ringan.

Baca juga: 11 Gejala Awal Asma yang Patut Diwaspadai

Namun, bagi sebagian orang lainnya, asma bisa menjadi masalah besar yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menyebabkan serangan asma yang mengancam jiwa.

Asma tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya bisa dikontrol.

Penyebab asma

Melansir American Lung Association, tidak ada yang tahu persis apa penyebab asma.

Asma cenderung diturunkan dalam keluarga dan faktor lingkungan juga mungkin memainkan peran kunci atas kehadiran penyakit ini.

Ilmuwan terus menyelidiki apa yang menjadi penyebab asma.

Tetapi, beberapa faktor ini telah diketahui memainkan peran penting dalam perkembangan asma:

1. Genetika

Asma cenderung menurun dalam keluarga.

Genetika berperan penting dalam menyebabkan asma.

Jika ibu atau ayah Anda menderita asma, kemungkinan besar Anda juga menderita asma.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

2. Alergi

Beberapa orang lebih mungkin mengembangkan alergi daripada yang lain, terutama jika salah satu orang tua mereka memiliki alergi.

Kondisi alergi tertentu terkait dengan orang yang menderita asma.

3. Infeksi saluran pernapasan

Saat paru-paru berkembang pada masa bayi dan anak usia dini, infeksi saluran pernapasan tertentu telah terbukti menyebabkan peradangan dan merusak jaringan paru-paru.

Kerusakan yang disebabkan pada masa bayi atau anak usia dini dapat memengaruhi fungsi paru-paru dalam jangka panjang.

Baca juga: Dokter: Tak Ada Trik Khusus Cegah Virus Corona untuk Penderita Asma

4. Lingkungan

Kontak dengan alergen, iritan tertentu, atau paparan infeksi virus saat masih bayi atau pada masa kanak-kanak ketika sistem kekebalan belum sepenuhnya matang telah dikaitkan dengan asma.

Paparan bahan kimia dan debu tertentu di tempat kerja juga dapat memainkan peran penting dalam asma yang menyerang orang dewasa.

Faktor risiko asma

Melansir Health Line, faktor risiko yang paling umum untuk mengembangkan asma adalah memiliki orang tua dengan asma, mengalami infeksi saluran pernafasan yang parah saat kecil, memiliki kondisi alergi, atau terpapar bahan pengiritasi kimiawi tertentu atau debu industri di tempat kerja.

Berikut penjelasannya:

1. Riwayat keluarga

Jika Anda memiliki orang tua yang menderita asma, Anda 3-6 kali lebih mungkin terkena asma daripada seseorang yang tidak memiliki orang tua dengan asma.

2. Infeksi saluran pernapasan akibat virus

Masalah pernapasan selama masa bayi dan masa kanak-kanak bisa menyebabkan mengi.

Beberapa anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan akibat virus terus berkembang menjadi asma kronis.

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Waspada Serangan Batuk hingga Asma

3. Memiliki alergi

Memiliki kondisi alergi, seperti dermatitis atopik (eksim) atau rinitis alergi (hay fever), merupakan faktor risiko terjadinya asma.

4. Eksposur pekerjaan

Jika Anda menderita asma, paparan unsur tertentu di tempat kerja dapat menyebabkan gejala asma.

Bagi sebagian orang, paparan debu tertentu (debu industri atau kayu), asap dan uap kimia, serta jamur dapat menyebabkan asma berkembang untuk pertama kalinya.

5. Merokok

Asap rokok mengiritasi saluran udara.

Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan

Perokok pun alhasil memiliki risiko lebih tinggi terkena asma dibanding orang yang tidak merokok.

Seorang individu yang ibunya merokok selama kehamilan atau yang terpapar asap rokok orang lain juga lebih mungkin menderita asma.

6. Polusi udara

Paparan komponen utama kabut asap (ozon) meningkatkan risiko terjadinya asma.

Seseorang yang tumbuh besar atau tinggal di perkotaan memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.

7. Kegemukan

Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih besar terkena asma.

Meski alasannya tidak jelas, beberapa ahli menunjuk pada peradangan tingkat rendah di tubuh yang terjadi dengan kelebihan berat badan.

Pasien obesitas sering kali menggunakan lebih banyak obat, menderita gejala yang lebih buruk, dan kurang mampu mengontrol asma dibandingkan pasien dengan kisaran berat badan yang sehat.

Beberapa faktor risiko asma di atas dapat diubah dan itu baik dilakukan bagi Anda jika ingin terhindar dari potensi terkena penyakit ini.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com