Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2020, 08:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Contohnya termasuk debu dan bahan kimia di rumah, lingkungan luar ruangan, dan tempat kerja.

Faktor lingkungan juga termasuk polusi udara dan kabut asap.

Orang-orang yang mengalami kontak dengan debu batu bara dan kristal silika dalam pekerjaan, berisiko lebih tinggi mengalami PPOK.

Diperkirakan 15 persen kasus PPOK mungkin terkait dengan tempat kerja.

Industri lain di mana pekerja menghadapi peningkatan risiko adalah karet, plastik, tekstil, kulit, dan konstruksi.

Baca juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru-paru yang Harus Diwaspadai

3. Idap masalah pernapasan

Ini termasuk infeksi pernapasan saat masih anak-anak atau orang dewasa, dan kondisi pernapasan lainnya, seperti asma.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa bukan perokok yang menderita asma 8,3 persen lebih mungkin mengembangkan PPOK dibandingkan mereka yang tidak menderita asma.

4. Faktor genetik

Kekurangan zat yang disebut antitripsin alfa-1, protein yang dibuat di hati, dapat menyebabkan hingga 5 persen orang dengan PPOK.

Defisiensi antitripsin Alpha-1 (AAT) diperkirakan memengaruhi antara 1 dari setiap 3.000-5.000 orang di Amerika Utara.

Orang yang merokok dan menderita AAT berisiko lebih besar terkena PPOK.

Para ahli juga mencatat ada berbagai macam gen yang bekerja yang terus diidentifikasi melalui penelitian.

Faktor bawaan ini membuat orang berisiko lebih besar terkena PPOK, bahkan sebagai bukan perokok.

Baca juga: 4 Mitos Keliru Mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronis

5. Peningkatan usia

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau