Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2020, 08:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Usia juga merupakan faktor penyebab terjadinya PPOK.

Kebanyakan orang dengan PPOK mulai mengalami gejala PPOK di atas usia 40 tahun.

Kemungkinan mengembangkan kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia, dengan mereka yang berusia di atas 65 tahun paling berisiko.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa lebih banyak wanita daripada pria yang melaporkan penyakit ini.

Baca juga: Bagaimana Asap Rokok Bisa Picu Kanker Paru-Paru?

Gejala PPOK

Melansir Health Line, gejala PPOK pada bukan perokok relatif sama dengan gejala PPOK pada perokok.

Gejala-gejala tersebut meliputi:

  • Sesak napas bahkan setelah melakukan latihan tingkat rendah dalam waktu singkat
  • Napas mengi
  • Batuk yang menghasilkan dahak berlebihan
  • Sesak di dada
  • Kelelahan dan tingkat energi yang rendah
  • Intoleransi terhadap olahraga yang menyebabkan salah satu gejala di atas
  • Batuk terus-menerus

Sementara itu, orang yang menderita PPOK memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal-hal berikut:

  • Merasa sesak setelah beraktivitas sehari-hari
  • Mengalami depresi dan penyakit mental lainnya
  • Tidak dapat bekerja atau bersosialisasi seperti yang mereka inginkan
  • Membutuhkan peralatan pernapasan khusus
  • Nengalami kebingungan atau kehilangan ingatan

Penyakit lain yang lebih mungkin terjadi pada orang dengan PPOK, termasuk penyakit jantung, asma, stroke, gagal jantung kongestif, artritis, dan diabetes.

Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan

Diagnosis PPOK

Tes pernapasan yang disebut spirometri, juga dikenal sebagai tes fungsi paru dapat digunakan untuk mendiagnosis PPOK.

Dalam tes ini, seseorang akan diminta meniup ke alat yang mengukur kemampuan saluran udara untuk mengeluarkan udara.

Hasilnya menunjukkan berapa banyak udara yang dihembuskan seseorang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya.

Ini cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit dan dilakukan oleh dokter atau profesional perawatan kesehatan terlatih lainnya.

Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik juga, karena hasil spirometri dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kebugaran umum, penyakit jantung, kelainan rongga dada, dan merokok.

Baca juga: 5 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah, rontgen dada, atau CT-scan dada.

Faktor lain yang membantu dokter dalam mendiagnosis PPOK termasuk mengevaluasi hal-hal berikut:

  • Kualitas hidup karena gejala pernapasan
  • Kebutuhan untuk kunjungan rumah sakit karena masalah pernapasan
  • Frekuensi infeksi dada
  • Frekuensi flare-up masalah pernapasan
  • Sesak napas selama aktivitas normal
  • Kadar oksigen dalam tubuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau