Usia juga merupakan faktor penyebab terjadinya PPOK.
Kebanyakan orang dengan PPOK mulai mengalami gejala PPOK di atas usia 40 tahun.
Kemungkinan mengembangkan kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia, dengan mereka yang berusia di atas 65 tahun paling berisiko.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa lebih banyak wanita daripada pria yang melaporkan penyakit ini.
Baca juga: Bagaimana Asap Rokok Bisa Picu Kanker Paru-Paru?
Melansir Health Line, gejala PPOK pada bukan perokok relatif sama dengan gejala PPOK pada perokok.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
Sementara itu, orang yang menderita PPOK memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal-hal berikut:
Penyakit lain yang lebih mungkin terjadi pada orang dengan PPOK, termasuk penyakit jantung, asma, stroke, gagal jantung kongestif, artritis, dan diabetes.
Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan
Tes pernapasan yang disebut spirometri, juga dikenal sebagai tes fungsi paru dapat digunakan untuk mendiagnosis PPOK.
Dalam tes ini, seseorang akan diminta meniup ke alat yang mengukur kemampuan saluran udara untuk mengeluarkan udara.
Hasilnya menunjukkan berapa banyak udara yang dihembuskan seseorang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya.
Ini cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit dan dilakukan oleh dokter atau profesional perawatan kesehatan terlatih lainnya.
Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik juga, karena hasil spirometri dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kebugaran umum, penyakit jantung, kelainan rongga dada, dan merokok.
Baca juga: 5 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah, rontgen dada, atau CT-scan dada.
Faktor lain yang membantu dokter dalam mendiagnosis PPOK termasuk mengevaluasi hal-hal berikut: