Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadar Trombosit Rendah: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/11/2020, 18:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Kekurangan trombosit, atau dalam istilah medis disebut trombositopenia, bisa memicu berbagai gangguan di tubuh.

Pasalnya, trombosit merupakan sel darah tak berwarna yang membantu proses pembekuan darah.

Trombositopenia bisa terjadi akibat kelainan sumsum tulang seperti leukemia, efek obat, atau masalah sistem kekebalan.

Baca juga: Kolesterol Rendah Juga Berbahaya, Begini Cara Mengatasinya

Kondisi ini bisa memicu berbagai gejala, seperti berikut:

  • muncul memar atau ruam di kulit
  • mimisan
  • gusi berdarah
  • darah sulit menggumpal
  • menstruasi yang berat
  • pendarahan dari rektum
  • darah di tinja
  • darah di urin.

Dalam kasus parah, rendahnya kadar trombosit juga bisa memicu pendarahan internal yang berbahaya.

Penyebab

Menurut Mayo Clinic, seseorang bisa dikatakan mengalami trombositopenia jika memiliki tingkat trombosit kurang dari 150.0000 trombosit per mikroliter darah.

Kadar trombosit yang rendah bisa disebabkan berbagai hal, seperti berikut:

- Masalah sumsum tulang

Sumsum tulang adalah jaringan spons di dalam tulang. Di situlah semua komponen darah, termasuk trombosit, diproduksi.

Jika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup trombosit, kita akan memiliki jumlah trombosit yang rendah.

Penyebab rendahnya produksi trombosit bisa berupa berikut:

  • anemia aplastik
  • kekurangan vitamin B-12
  • defisiensi folat
  • kekurangan zat besi
  • infeksi virus, termasuk HIV, Epstein-Barr, dan cacar air
  • paparan kemoterapi, radiasi, atau bahan kimia beracun
  • mengkonsumsi terlalu banyak alkohol
  • sirosis
  • leukemia
  • myelodysplasia.

- Trombosit hancur

Setiap trombosit hidup sekitar 10 hari dalam tubuh yang sehat. Rendahnya kadar trombosit juga bisa disebabkan oleh tubuh yang menghancurkan trombosit.

Hal ini dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan tertentu, termasuk obat diuretik dan anti-kejang.

Baca juga: Cara Sehat Konsumsi Oatmeal untuk Penderita Diabetes.

Kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari penyakit berikut:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau