Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Makanan Penyebab Peradangan yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 23/11/2020, 06:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Dari segi kesehatan, peradangan bisa baik dan buruk tergantung situasinya.

Di satu sisi, peradangan adalah cara alami tubuh untuk melindungi diri saat terluka atau sakit.

Misalnya, ketika lutut terkena benturan.

Setelah terbentur, ada jaringan yang terluka dan membutuhkan perawatan atau perlindungan.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat

Bagian itu pada umumnya akan mengalami peradangan ketika tubuh akan memperbaiki diri.

Dengan demikian, peradangan dapat membantu tubuh mempertahankan diri dari penyakit dan merangsang penyembuhan.

Tapi di sisi lain, peradangan kronis dan berkelanjutan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.

Menariknya, makanan yang Anda makan bisa sangat memengaruhi peradangan di tubuh.

Berikut ini adalah makanan yang bisa menyebabkan peradangan:

1. Gula 

Gula meja (sukrosa) dan sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS) adalah dua jenis utama gula tambahan dalam makanan.

Gula terdiri dari 50 persen glukosa dan 50 persen fruktosa, sedangkan sirup jagung fruktosa tinggi bisa mengandung sekitar 45 persen glukosa dan 55 persen fruktosa.

Melansir Health Line, salah satu alasan mengapa gula tambahan berbahaya adalah karena dapat meningkatkan peradangan, yang dapat menyebabkan penyakit.

Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan

Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberi diet sukrosa tinggi mengembangkan kanker payudara yang menyebar ke paru-paru mereka, sebagian karena respons inflamasi terhadap gula.

Dalam studi lain, efek anti-inflamasi dari asam lemak omega-3 terganggu pada tikus yang diberi makanan tinggi gula.

Terlebih lagi, dalam uji klinis acak di mana orang minum soda biasa, soda diet, susu, atau air, hanya mereka yang berada dalam kelompok konsumsi soda biasa yang mengalami peningkatan kadar asam urat, yang mendorong peradangan dan resistensi insulin.

Gula juga bisa berbahaya karena memasok fruktosa dalam jumlah berlebih.

Meskipun jumlah kecil fruktosa dalam buah dan sayuran tidak masalah, mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah besar adalah ide yang buruk.

Makan banyak fruktosa telah dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin, diabetes, penyakit hati berlemak, kanker, dan penyakit ginjal kronis.

Selain itu, para peneliti telah mencatat bahwa fruktosa menyebabkan peradangan di dalam sel endotel yang melapisi pembuluh darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Asupan fruktosa tinggi juga telah terbukti meningkatkan beberapa penanda inflamasi pada tikus dan manusia.

Makanan tinggi gula tambahan di antaranya termasuk:

  • Permen
  • Cokelat manis
  • Minuman ringan
  • Kue
  • Biskuit
  • Donat
  • Kue manis
  • Sereal tertentu

2. Lemak trans buatan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau