Lemak trans buatan kemungkinan adalah lemak paling tidak sehat yang bisa Anda makan.
Senyawa ini dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh yang berbentuk cair, untuk memberi mereka stabilitas lemak yang lebih padat.
Pada label bahan, lemak trans sering disebut sebagai minyak terhidrogenasi parsial.
Sebagian besar margarin mengandung lemak trans ini dan sering ditambahkan ke makanan olahan untuk memperpanjang umur simpan.
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
Berbeda dengan lemak trans alami yang ditemukan dalam produk susu dan daging, lemak trans buatan telah terbukti menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit.
Selain menurunkan kolesterol baik (HDL), lemak trans dapat merusak fungsi sel endotel yang melapisi arteri Anda, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Mengkonsumsi lemak trans buatan dikaitkan dengan penanda inflamasi tingkat tinggi, seperti protein C-reaktif (CRP).
Faktanya, dalam sebuah penelitian, kadar CRP 78 persen lebih tinggi di antara wanita yang melaporkan asupan lemak trans tertinggi..
Dalam uji coba terkontrol secara acak terhadap wanita yang lebih tua dengan berat badan berlebih, minyak kedelai terhidrogenasi dapat meningkatkan peradangan secara signifikan lebih dari minyak sawit dan bunga matahari.
Studi pada pria sehat dan pria dengan kadar kolesterol tinggi telah mengungkapkan peningkatan serupa pada penanda inflamasi sebagai respons terhadap lemak trans.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Makanan tinggi lemak trans termasuk:
3. Mengadung omega-6
Beberapa ilmuwan percaya bahwa minyak nabati tertentu, seperti minyak kedelai, dapat meningkatkan peradangan karena kandungan asam lemak omega-6 yang sangat tinggi.
Meskipun beberapa makanan lemak omega-6 diperlukan, tapi mengonsumsinya secara berlebih menjadi tidak baik.
Faktanya, para profesional kesehatan merekomendasikan makan lebih banyak makanan kaya omega-3, seperti ikan berlemak, untuk meningkatkan rasio omega-6 dan omega-3 dan menuai manfaat anti-inflamasi omega-3.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Omega 3 Tinggi
Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberi diet dengan rasio omega-6 ke omega-3 20: 1 memiliki tingkat penanda inflamasi yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang diberi diet dengan rasio 1: 1 atau 5: 1.
Namun, bukti bahwa asupan tinggi asam lemak omega-6 dapat meningkatkan peradangan pada manusia saat ini terbatas.
Studi terkontrol menunjukkan bahwa asam linoleat, asam omega-6 makanan yang paling umum, tidak mempengaruhi penanda inflamasi.
Diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kesimpulan dapat dibuat.
4. Karbohidrat olahan
Makan karbohidrat olahan dapat mendorong peradangan.
Karbohidrat olahan telah menghilangkan sebagian besar seratnya.
Baca juga: 19 Makanan Pengganti Nasi yang Memiliki Energi dan Zat Gizi Setara
Serat ini dapat meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan kontrol gula darah, dan memberi makan bakteri menguntungkan di usus.