Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Gejala Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 23/11/2020, 14:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit ginjal kronis adalah kondisi jangka panjang di mana ginjal tidak dapat lagi bekerja sebagaimana mestinya.

Penyakit ini tak layak disepelekan karena bisa menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya.

Merangkum National Kidney Foundation, penyakit ginjal kronis termasuk kondisi yang merusak ginjal dan dapat menurunkan kemampuannya untuk membuat seseorang tetap sehat.

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Jika penyakit ginjal semakin parah, limbah sisa metabolisme sel dapat menumpuk di dalam darah dan akan membuat penderitanya merasa sakit.

Penderitanya mungkin akan mengalami komplikasi seperti tekanan darah tinggi, anemia (darah rendah), tulang lemah, kesehatan nutrisi yang buruk, dan kerusakan saraf.

Selain itu, penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.

Masalah-masalah ini dapat terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama.

Oleh sebab itu, upaya deteksi dan pengobatan dini penting karena seringkali dapat mencegah penyakit ginjal kronis semakin parah.

Ketika penyakit ginjal terus berkembang, pada akhirnya dapat pula menyebabkan gagal ginjal yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk mempertahankan hidup.

Gejala penyakit ginjal kronis

Merangkum NHS, penyakit ginjal cenderung tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Hal tersebut bisa terjadi karena tubuh biasanya mampu mengatasi penurunan fungsi ginjal secara signifikan.

Baca juga: 13 Makanan yang Bagus untuk Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal yang didiagnosis pada tahap awal biasanya terjadi saat dilakukan tes urine dan darah untuk kondisi lain.

Jika ditemukan pada tahap awal, pemberian obat-obatan dan tes rutin untuk memantau kondisi dapat membantu menghentikan penyakit ginjal menjadi lebih parah.

Sejumlah gejala dapat muncul jika penyakit ginjal tidak ditemukan secara dini atau memburuk meskipun telah diobati.

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala penyakit ginjal kronis berkembang seiring waktu jika kerusakan ginjal berlangsung perlahan.

Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis mungkin termasuk:

  1. Mual
  2. Muntah
  3. Kehilangan selera makan hingga penurunan berat badan
  4. Kelelahan dan kelemahan
  5. Masalah tidur (insomnia)
  6. Kencing lebih banyak dari biasanya, terutama pada malam hari
  7. Ketajaman mental menurun
  8. Otot berkedut dan kram
  9. Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  10. Rasa gatal yang terus menerus
  11. Nyeri dada jika cairan menumpuk di sekitar lapisan jantung
  12. Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru
  13. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang sulit dikendalikan

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Perlu dipahami, tanda dan gejala penyakit ginjal sering kali tidak spesifik, artinya bisa juga disebabkan oleh penyakit lain.

Karena ginjal sangat mudah beradaptasi dan mampu mengkompensasi fungsi yang hilang, tanda dan gejala penyakit ginjal mungkin tidak muncul sampai kerusakan permanen benar-benar terjadi.

Kapan harus ke dokter?

Buatlah janji dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala penyakit ginjal.

Jika Anda memiliki kondisi medis yang meningkatkan risiko penyakit ginjal, dokter kemungkinan akan memantau tekanan darah dan fungsi ginjal Anda dengan tes urine dan tes darah selama kunjungan rutin.

Jangan ragu tanyakan kepada dokter apakah tes ini diperlukan untuk Anda atau tidak.

Tes darah adalah tes utama untuk penyakit ginjal.

Tes ini mengukur tingkat produk limbah yang disebut kreatinin dalam darah Anda.

Dokter menggunakan hasil tes darah Anda, ditambah usia, ukuran tubuh, jenis kelamin, dan kelompok etnis Anda untuk menghitung berapa mililiter limbah yang dapat disaring ginjal Anda dalam satu menit.

Penghitungan ini dikenal sebagai perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR).

Ginjal yang sehat harus dapat menyaring lebih dari 90 ml/menit.

Anda mungkin menderita penyakit gijal kronis jika memiliki angka lebih rendah dari itu.

Sementara itu, tes urine perlu dilakukan untuk:

  • Periksa kadar zat yang disebut albumin dan kreatinin dalam urin, yang dikenal sebagai rasio albumin: kreatinin, atau ACR
  • periksa darah atau protein dalam urin Anda

Bersamaan dengan eGFR Anda, tes urine dapat membantu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa baik ginjal Anda bekerja.

Terkadang tes lain juga bisa digunakan untuk menilai tingkat kerusakan ginjal Anda.

Ini mungkin termasuk:

  • Pemindaian ultrasonografi, pemindaian MRI atau CT-scan untuk melihat seperti apa bentuk ginjal dan memeriksa apakah ada penyumbatan
  • Biopsi ginjal, di mana sampel kecil jaringan ginjal dikeluarkan dengan menggunakan jarum dan sel-selnya diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan

Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau