KOMPAS.com - Metode paling akurat untuk mendeteksi virus corona biang Covid-19 adalah lewat tes swab (usap) polymerase chain reaction (PCR).
Namun, hasil pemeriksaan tes kerap membuat gamang dan mengundang tanya, kenapa hasil tes swab PCR dalam waktu yang berdekatan bisa berbeda-beda?
Seperti yang dialami Iska, 31. Belum lama ini, begitu pulang dari tempat kerjanya, ia merasakan suhu tubuhnya berangsur-angsur naik.
Tak lama berselang, ia mulai tidak bisa mencium bau dan rasa (anosmia). Belum hilang gejala tak enak badan, gantian ia mulai terserang batuk parah dan sesak napas.
Baca juga: Anosmia Tak Hanya Gejala Covid-19, Kenali Penyebab Lainnya
Tanpa membuang banyak waktu, Iska segera dibawa berobat ke puskesmas oleh istrinya.
"Sampai di puskesmas langsung dicek saturasi oksigen tinggal 75 persen (saturasi oksigen normal 95-100 persen). Dokter puskesmas memutuskan ada dugaan Covid-19 dan dirujuk ke rumah sakit," jelas dia ketika berbincang dengan Kompas.com, Kamis (3/12/2020).
Setibanya di rumah sakit, Iska langsung dianjurkan menjalani tes swab, rontgen paru-paru, dipasangi infus, dan diberi alat bantu pernapasan untuk meringankan gejala sesak napas.
"Hasil swab tes pertama itu masih negatif," kata dia.
Namun, karena kondisi tubuhnya belum membaik, ia masih dirawat di ruang isolasi rumah sakit.
Selang beberapa hari dari tes swab PCR pertama, Iska menjalani tes swab PCR ulang. Hasilnya, ia dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.