Tes ini bisa dilakukan saat usia kehamilan menginjak 10 bulan. Tak hanya mendeteksi kelainan kromosom, tes ini juga bisa kromosom yang menentukan jenis kelamin bayi.
Ibu hamil bisa menjalani tes ini saat usia kandungan memasuki 10 minggu.
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah untuk mendeteksi ada atau tidaknya DNA janin yang terkait kelainan kromosom.
Karena turut memantau kromosom, tes ini juga bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan secara akurat.
Tes darah ini direkomendasikan bagi ibu hamil berusia di atas 35 tahun, atau pernah melahirkan bayi dengan kelainan kromosom.
Baca juga: 8 Bahaya Stres Saat Hamil Bagi Ibu dan Janin yang Perlu Diwaspadai
Tes chronic villus sampling (CVS) adalah tes genetik yang digunakan untuk mengidentifikasi down syndrom atau gangguan genetik lainnya.
Selain dapat memberikan informasi gen bayi di dalam kandungan, tes ini juga dapat mengungkapkan secara akurat jenis kelamin bayi.
Tes ini menguji sampel vilus korionik atau jenis jaringan yang terdapat dalam plasenta.
Cara mengetahui jenis kelamin bayi dan kelainan genetik dengan tes ini bisa dilakukan pada saat usia kehamilan 10 minggu atau 12 minggu.
Dokter umumnya merekomendasikan ibu hamil menjalani pemeriksaan CVS apabila hamil di atas usia 35 tahun, serta memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromosom.
Namun, tes genetik CVS bukannya tanpa risiko. Beberapa ibu hamil mengalami kram, pendarahan, kebocoran cairan ketuban, sampai lebih berisiko mengalami persalinan prematur.
Konsultasikan dengan dokter untuk meminimalkan efek samping risiko terkait pemeriksaan CVS.
Baca juga: 3 Penyebab Protein Urine pada Ibu Hamil Tinggi dan Perlu Diwaspadai
Tes amniosentesis atau dikenal dengan tes amnio adalah tes yang membantu untuk mendeteksi masalah kelainan pada janin.
Tes ini juga bisa digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan saat usia kehamilan 15 minggu sampai 18 minggu.
Tes amnio hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Dokter akan mengambil sampel cairan ketuban.
Sel tersebut akan diuji untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan seperti down syndrome, spina bifida, atau gangguan genetik lainnya.
Penyedia layanan kesehatan umumnya merekomendasikan tes amnio jika hasil USG mengindikasikan ada kelainan.
Ibu hamil berusia di atas 35 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan kelainan kromososm juga disarankan menjalani tes amnio.
Seperti tes genetik CVS, tes amnio juga memiliki beberapa risiko seperti kram, memar, sampai memicu flek. Konsultasikan dengan dokter untuk meminimalkan risiko tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.