Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sifilis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 01/01/2021, 18:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Tanda dan gejala sifilis pada tahap laten mungkin tidak pernah kembali atau penyakit dapat berlanjut ke tahap tersier.

4. Sifilis tersier

Sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis lanjut (tersier).

Pada stadium lanjut, penyakit sifilis antara lain dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan persendian.

Masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi asli yang tidak diobati.

Penyebab sifilis

Melansir WebMD, penyebab sifilis adalah bakteri yang disebut Treponema pallidum.

Rute penularan yang paling umum adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker

Bakteri masuk ke tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir.

Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan terkadang pada periode laten awal.

Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung yang tidak terlindungi dengan lesi aktif (seperti saat berciuman) atau melalui ibu yang terinfeksi ke bayinya selama kehamilan atau persalinan (sifilis kongenital).

Perlu diingat, sifilis tidak dapat ditularkan melalui toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang maupun bak air panas.

Setelah sembuh, sifilis tidak akan kambuh dengan sendirinya.

Namun, seseorang dapat terinfeksi kembali jika bersentuhan dengan luka sifilis orang lain.

Faktor risiko sifilis

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami sifilis jika: 

Melakukan hubungan seks tanpa kondom

  • Berhubungan seks dengan banyak pasangan
  • Apakah pria yang berhubungan seks dengan pria
  • Terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal

Komplikasi sifilis

Tanpa pengobatan, sifilis dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

Sifilis juga meningkatkan risiko infeksi HIV dan bagi wanita, dapat menimbulkan masalah selama kehamilan.

Perawatan dapat membantu mencegah kerusakan di masa mendatang, tetapi tidak dapat memperbaiki atau mengembalikan kerusakan yang sudah terjadi.

Berikut ini beberapa kemungkinan komplikasi sifilis yang dapat terjadi:

1. Benjolan kecil atau tumor

Disebut gumma, benjolan ini dapat berkembang di kulit, tulang, hati, atau organ lain pada tahap akhir sifilis.

 

Gumma biasanya hilang setelah pengobatan dengan antibiotik.

Baca juga: Apakah Penderita HIV/AIDS Lebih Rentan Tertular Covid-19?

2. Masalah neurologis

Sifilis dapat menyebabkan sejumlah masalah pada sistem saraf, termasuk:

  • Sakit kepala
  • Stroke
  • Meningitis
  • Kehilangan pendengaran
  • Masalah penglihatan, termasuk kebutaan
  • Demensia
  • Hilangnya rasa sakit dan sensasi suhu
  • Disfungsi seksual pada pria (impotensi)
  • Inkontinensia kandung kemih

3. Masalah kardiovaskular

Ini mungkin termasuk pembengkakan (aneurisma) dan radang aorta, yakni arteri utama tubuh dan pembuluh darah lainnya.

Sifilis juga dapat merusak katup jantung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com