BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan JOHN HOPKINS UNIVERSITY

Benarkah Seks Oral Dapat Menularkan Virus Corona?

Kompas.com - 08/01/2021, 23:04 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagai pasangan suami istri, berhubungan badan atau seks merupakan kebutuhan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.

Selain itu, berhubungan seks juga memberikan banyak manfaat bagi pasangan. Beberapa di antaranya mengurangi rasa cemas karena berhubungan seks dapat melepaskan hormon endorfin, meningkatkan keintiman, membakar 69-100 kalori, membuat kualitas tidur lebih baik, dan meningkatkan imunitas tubuh.

Adapun salah satu variasi gaya berhubungan seks yang dapat menstimulasi manfaat tersebut adalah seks oral.

Melansir laman skata.info, seks oral dilakukan sebagai gerakan pemanasan atau foreplay sebelum melakukan penetrasi. Selain itu, variasi ini dipilih oleh sebagian pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan.

Kendati demikian, ada kekhawatiran di benak pasangan suami istri saat hendak berhubungan seks, terutama seks oral, selama masa pandemi Covid-19. Mereka waswas tertular virus SARS-CoV-2.

Baca juga: Cegah Baby Boom Pascapandemi, Saatnya Masyarakat Wajib Gunakan Layanan KB

Hal ini bukan tanpa alasan. Seks oral melibatkan kontak antara cairan liur dan alat kelamin. Sementara, salah satu medium penularan Covid-19 adalah melalui cairan liur. Jadi, wajar jika suami istri khawatir tertular virus SARS-CoV-2 melalui penis atau vagina pasangan.

Untuk menjawab kecemasan itu, dr Rino Bonti Tri HS, SpOG pun memberikan jawaban.

Dalam program Instagram Live Skata bertajuk "Amankah Berhubungan Seks Saat Pandemi", Kamis (18/6/2020), ia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan virus SARS-CoV-2 dapat menular melalui mukosa (selaput lendir) penis atau vagina.

“Meskipun belum terbukti virus dapat menginfeksi mukosa penis atau vagina, selama berhubungan seks kan kita kontak erat dengan pasangan, bernapas dekat sekali dengan pasangan. Ya, (potensi) tertularnya lewat udara napas yang masuk ke saluran pernapasan pasangan,” jelas dr Bonti.

Saat seks oral, lanjutnya, tangan dapat menyentuh air liur pasangan di alat kelamin, kemudian tangan menyentuh mulut, hidung, dan mata sehingga dapat terinfeksi virus.

Ilustrasi tes swab PCRDOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi tes swab PCR

Penularan Covid-19 juga bisa terjadi jika salah satu pasangan memiliki mobilitas tinggi di tempat yang berisiko terjadi penularan Covid-19. Oleh karena itu, ada baiknya melakukan tes swab PCR terlebih dahulu untuk mendeteksi apakah Anda mengidap virus SARS-Cov-2 atau tidak.

Jika terkonfirmasi positif, Anda dapat segera berobat dan mencegah penularan ke pasangan serta orang lain.

Apabila salah satu pasangan pernah terkonfirmasi positif Covid-19, lebih baik menunggu sampai hasil tes swab dinyatakan negatif selama dua kali berturut-turut. Hal ini untuk memberikan rasa nyaman dan aman saat berhubungan badan, terutama seks oral.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai informasi hubungan seks secara aman di tengah pandemi, Anda bisa mengunjungi lamanskata.info. Pada laman tersebut, Anda juga bisa menemukan informasi seputar alat kontrasepsi, pernikahan, dan perencanaan keluarga.

Perlu diketahui, Skata adalah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia melalui perencanaan keluarga yang lebih baik.

Skata diluncurkan pada 2015 melalui sebuah program kerja sama Johns Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Dengan informasi tepat dan akurat dari sumber tepercaya, Anda tidak perlu khawatir lagi dalam menjalani hubungan dengan pasangan, terutama saat melakukan seks oral.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau