Sensitivitas gluten non-celiac (NCGS) dan sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah dua kejadian lain di mana usus seseorang mungkin bereaksi terhadap gandum.
Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kanker yang Harus Diwaspadai
Orang dengan kondisi medis ini tidak intoleran terhadap gluten tetapi tampaknya sensitif terhadap gandum dan biji-bijian lainnya.
Jika Anda mencurigai gluten menyebabkan sembelit, pastikan untuk berbicara dengan dokter untuk menyingkirkan penyakit celiac sebelum memotong gluten dari daftar pilihan makanan.
3. Biji-bijian olahan
Biji-bijian olahan dan produknya, seperti roti putih, nasi putih, dan pasta putih, lebih rendah serat dan mungkin lebih menyebabkan sembelit daripada biji-bijian utuh.
Itu karena bagian bagian kulit (bran) dan embrio (germ) dari biji-bijian dihilangkan selama pemrosesan.
Secara khusus, bran mengandung serat, nutrisi yang menambah kotoran dan membantunya bergerak.
Baca juga: 20 Makanan yang Mengandung Serat Tinggi
Banyak penelitian telah mengaitkan asupan serat yang lebih tinggi dengan risiko sembelit yang lebih rendah.
Faktanya, sebuah penelitian melaporkan kemungkinan 1,8 persen lebih rendah untuk sembelit untuk setiap gram tambahan serat yang dikonsumsi per hari.
Oleh karena itu, orang yang mengalami sembelit dapat memperoleh manfaat dengan secara bertahap mengurangi asupan biji-bijian olahan dan menggantinya dengan biji-bijian utuh.
Meskipun serat ekstra bermanfaat bagi kebanyakan orang, beberapa orang mengalami efek sebaliknya.
Bagi mereka, serat ekstra dapat memperburuk sembelit daripada meredakannya.
Jika Anda mengalami sembelit dan sudah mengonsumsi banyak biji-bijian yang kaya serat, menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan kemungkinan tidak akan membantu.
Dalam beberapa kasus, itu bahkan dapat memperburuk masalah.
Jika Anda mengalami kondisi ini, coba kurangi asupan serat harian Anda secara bertahap untuk melihat apakah ini meredakan keluhan.
Baca juga: 7 Biji-bijian Makanan Berserat Tinggi
4. Susu dan produk susu
Produk susu tampaknya menjadi penyebab umum sembelit lainnya, setidaknya bagi sebagian orang.
Bayi, balita, dan anak-anak tampaknya sangat berisiko, mungkin karena kepekaan terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi.
Sebuah tinjauan studi yang dilakukan selama periode 26 tahun menemukan bahwa beberapa anak dengan sembelit kronis mengalami perbaikan ketika mereka berhenti mengonsumsi susu sapi. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nutrition & Dietetics pada 2008.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nutrients pada 2013, anak-anak berusia 1-12 tahun dengan sembelit kronis minum susu sapi dalam jangka waktu tertentu. Susu sapi tersebut kemudian diganti dengan susu kedelai untuk jangka waktu berikutnya.
Sembilan dari 13 anak dalam penelitian ini mengalami pengurangan keluhan sembelit ketika susu sapi diganti dengan susu kedelai.
Ada banyak laporan tentang pengalaman serupa pada orang dewasa. Namun, sedikit dukungan ilmiah yang dapat ditemukan, karena sebagian besar penelitian yang meneliti efek ini difokuskan pada anak-anak, bukan populasi yang lebih tua.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi
Perlu dicatat bahwa mereka yang tidak toleran laktosa mungkin mengalami diare, bukan sembelit, setelah mengonsumsi produk susu.
5. Daging merah
Daging merah dapat memperburuk sembelit karena tiga alasan utama.
Pertama, makanan ini mengandung sedikit serat, yang menambah massa kotoran dan membantunya bergerak.
Kedua, daging merah juga secara tidak langsung dapat mengurangi asupan serat harian total seseorang dengan menggantikan pilihan serat yang lebih tinggi dalam makanan.
Ini terutama benar jika Anda mengisi porsi besar daging selama makan, mengurangi jumlah sayuran kaya serat, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang dapat Anda makan dalam waktu yang sama.