Selain itu, sejumlah wanita dengan atrofi atau penipisan dinding vagina memiliki luka kecil di dekat uretra. Hal itu juga rentan menyebabkan infeksi saluran kencing.
Baca juga: 7 Tanda-tanda Menopause pada Wanita
Penyebab infeksi saluran kencing yang perlu diwaspadai adalah sembelit dan diare.
Sembelit membuat pengosongan kandung kemih terhambat. Kondisi tersebut memungkinkan bakteri berkembang biak dan memicu infeksi di kandung kemih.
Sedangkan diare dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing karena bakteri dari kotoran buang air besar yang encer mudah masuk ke dalam vagina dan uretra.
Untuk mencegah penyakit infeksi ini, pastikan wanita membersihkan dubur dari depan ke belakang agar tidak ada perpindahan bakteri.
Saat gula darah tinggi, kelebihan gula akan dibuang melalui urine atau kencing.
Kondisi ini membuat bakteri yang berkembang biak jadi lebih banyak dan risiko infeksi saluran kencing jadi meningkat.
Terlebih pada penderita diabetes. Mereka memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah, sehingga lebih sulit melawan penyakit saat terkena infeksi.
Baca juga: 10 Penyebab Sering Kencing Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa Saja
Menurut ahli, menahan kencing dalam waktu lama membuat bakteri yang masuk ke kandung kemih punya banyak waktu untuk berkembang biak.
Pastikan wanita tidak menahan kencing lebih dari enam jam. Sempatkan untuk buang air kecil walaupun kondisinya sulit, seperti saat berpergian atau punya aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan.
Kekurangan cairan atau dehidrasi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.
Pasalnya, saat buang air kecil, tubuh secara tidak langsung turut membuang bakteri yang berkembang di saluran kencing.
Jadi, pastikan wanita minum antara enam sampai delapan gelas air setiap hari untuk mencegah infeksi saluran kencing.
Baca juga: Ganti Pembalut Idealnya Tiap Berapa Jam Saat Haid?