KOMPAS.com - Suplemen vitamin dan mineral adalah asupan gizi penunjang yang dapat memberikan manfaat bagi tubuh saat digunakan dengan tepat.
Selama ini banyak orang salah kaprah dalam mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
Mereka hanya mengandalkan asupan suplemen untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Hal itu keliru.
Baca juga: Hati-hati, Konsumsi Vitamin Dosis Tinggi Bisa Berbahaya bagi Tubuh
Melansir American Heart Association, suplemen memang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh.
Tapi, kunci keberhasilan pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral setiap hari terletak pada pola makan bergizi lengkap dan seimbang.
Ahli gizi lebih merekomendasikan makanan sehat ketimbang suplemen karena makanan mengandung beberapa jenis vitamin, mineral, sekaligus serat yang tidak ditemukan dalam suplemen.
Selain itu, terkadang penyerapan vitamin dan mineral suplemen tidak bisa optimal, karena cara mengonsumsinya kurang tepat.
Meskipun pola makan bergizi lengkap dan seimbang adalah sumber vitamin dan mineral terbaik, kondisi kesehatan tertentu memerlukan tambahan suplemen.
Kendati sudah mengonsumsi suplemen, orang yang minum asupan vitamin dan mineral tambahan tersebut tetap perlu menjalankan pola makan bergizi lengkap dan seimbang.
Baca juga: 13 Jenis Vitamin untuk Menjaga Tubuh Agar Tetap Sehat
Gunakan suplemen vitamin dan mineral tertentu saat dokter telah merekomendasikannya. Selain itu, perhatikan beberapa aturan minum suplemen vitamin dan mineral berikut:
Melansir WebMD, jenis vitamin larut air di antaranya vitamin C dan B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, serta B12.
Tubuh tidak dapat menyimpan jenis vitamin ini karena dapat larut dengan air. Konsumsi zat gizi ini perlu dipenuhi setiap hari. Penyerapan vitamin ini juga perlu diperhatikan.
Minum suplemen vitamin B12 bersama dengan vitamin C sebaiknya diberi jeda dua jam.
Minum vitamin C langsung berbarengan dengan vitamin B12 dapat menghambat penyerapan vitamin B12.
Jenis vitamin larut lemak di antaranya vitamin A, D, E, dan K. Untuk mengoptimalkan penyerapannya, konsumsi vitamin ini perlu bersama makanan berlemak.
Tapi, Anda tak perlu makan makanan banyak lemak untuk membantu penyerapan zat gizi ini. Konsumsi lemak dalam jumlah cukup dan gunakan lemak sehat.
Anda bisa mengoptimalkan penyerapan suplemen vitamin larut lemak dengan makan makanan berlemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, ikan, atau minyak zaitun.
Baca juga: 7 Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin B12
Suplemen zat besi paling baik diminum dalam kondisi perut kosong. Minum suplemen ini dengan air putih.
Jika minum suplemen ini menyebabkan mual, Anda bisa mengonsumsinya setelah makan.
Hindari minuman berkafein dan berkalsium tinggi seperti teh, kopi, cokelat, susu, dan produk susu karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung vitamin C saat mengonsumsi suplemen zat besi. Vitamin C dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi.
Suplemen mineral dengan dosis tinggi bisa saling bersaing untuk diserap tubuh.
Hindari mengonsumsi suplemen kalsium, zinc, atau magnesium bersamaan. Minum bergantian sesuai petunjuk dokter.
Selain itu, jangan minum suplemen mineral bersamaan dengan suplemen multivitamin atau vitamin antioksidan.
Konsumsi suplemen mineral di atas paling baik dilakukan setelah makan, atau tidak dalam kondisi perut kosong.
Baca juga: Manfaat Vitamin D3 dan Kebutuhan Per Hari
Perhatikan dosis vitamin A dan makanan mengandung vitamin A yang sudah dikonsumsi sebelumnya.
Terutama bagi ibu hamil. Minum vitamin A lebih dari 10.000 IU per hari dapat menyebabkan bayi cacat lahir.
Kadar vitamin A sangat tinggi dan beta-karoten yang biasanya aman bagi kebanyakan orang juga dapat meningkatkan risiko kanker paru bagi perokok dan mantan perokok.
Ibu hamil membutuhkan asam folat dan zat besi untuk menunjang kesehatan bayi dan kehamilan.
Wanita bahkan disarankan mengonsumsi asam folat sebelum hamil atau saat menjalani program kehamilan.
Tapi perhatikan, suplemen vitamin prenatal terkadang bisa menyebabkan mual. Terutama yang mengandung zat besi.
Untuk mencegah mual saat mengonsumsi suplemen kehamilan, makan camilan ringan. Selain itu, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum minum segala macam suplemen untuk kehamilan.
Baca juga: 5 Makanan Sumber Vitamin D
Minum suplemen dan obat perlu ekstra hati-hati. Karena beberapa kandungan suplemen dapat bereaksi atau menimbulkan efek samping saat diminum bersama obat.
Orang yang minum obat pengencer darah tidak disarankan minum vitamin K yang biasanya terdapat dalam suplemen multivitamin.
Vitamin K dapat menghambat penyerapan obat tersebut. Selain itu, minum vitamin E lebih dari 1.000 miligram per hari dapat meningkatkan rsiiko pendarahan.
Bagi orang yang minum obat tiroid, hindari minum obat bersamaan dengan suplemen mengandung kalsium, magnesium, dan zat besi. Beri jeda setidaknya empat jam.
Konsultasikan dengan dokter cara minum suplemen yang paling tepat saat Anda sedang menjalani pengobatan.
Kebutuhan vitamin dan mineral per hari setiap orang bisa berbeda-beda. Besarnya tergantung jenis kelamin, usia, dan kondisi kesehatan.
Dokter umumnya menyarankan jenis suplemen vitamin dan mineral dosis tertentu dengan menakar pertimbangan di atas.
Misalkan, orang lansia membutuhkan vitamin D dan B12 lebih banyak dari anak muda. Sedangkan wanita membutuhkan kalsium dan vitamin D lebih banyak setelah menopause.
Hindari minum suplemen vitamin dan mineral dosis tinggi sembarangan. Hal itu dapat memicu kelelahan, diare, batu ginjal, sampai kerusakan organ.
Pastikan Anda mencatat setiap suplemen vitamin dan mineral yang dikonsumsi. Sampaikan kepada dokter sebelum ahli kesehatan meresepkan obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.