Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2021, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Reaksi marah bisa berdampak baik dan buruk bagi kesehatan.

Marah yang dikelola dengan baik dapat membuat seseorang berpikir lebih rasional.

Namun, marah bisa merusak kesehatan apabila terlalu meledak-ledak atau dipendam sampai akhirnya meledak.

Melansir Kid’sHealth, penyebab marah bisa beragam. Antara lain saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan atau harapan. Atau, bisa juga karena sulit mencapai suatu tujuan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?

Apa yang terjadi dengan tubuh saat seseorang marah?

Dilansir dari BetterHealth, amarah dapat memicu respons stres tubuh seperti dalam kondisi emosi orang yang takut, gembira, dan cemas.

Saat berhadapan dengan sumber kemarahan, kelenjar adrenal membanjiri tubuh dengan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.

Otak pun mengubah fokus aliran darah dari usus menunju ke otot agar tubuh lebih terjaga.

Sebagai imbasnya denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh meningkat. Setelah itu seseorang jadi berkeringat dan pikirannya lebih fokus.

Sayangnya, marah berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Banjir hormon stres ke seluruh tubuh dalam waktu lama memicu perubahan metabolisme dan merusak sistem tubuh.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?

Beberapa efek buruk marah berlebihan bagi tubuh dalam jangka pendek antara lain:

  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Susah tidur
  • Cemas
  • Tekanan darah tinggi
  • Gatal atau masalah kulit

Apabila dibiarkan, kebiasaan marah dan marah berlebihan dapat meningkatkan risiko serangan jantung sampai stroke.

Baca juga: Stres Dapat Menyebabkan Stroke, Kok Bisa?

Marah yang sehat

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Ada beberapa cara mengekspresikan marah dengan cara yang sehat yang bisa dijajal, antara lain:

  • Jika sulit mengendalikan marah, coba jauhkan diri dari situasi tersebut untuk sementara sampai Anda tenang
  • Kenali dan terima emosi negatif sebagai sesuatu yang normal bagian dari keseharian
  • Sebelum marah, cari alasan yang tepat kenapa Anda harus marah
  • Selalu identifikasi penyebab marah yang paling medasar, lalu cari strategi cara yang tidak destruktif untuk memperbaiki situasi krisis tersebut
  • Rajin olahraga dan aktif bergerak saat emosi tidak stabil
  • Bicarakan perasaan atau curhat dengan orang terpercaya mengenai amarah Anda

Baca juga: Stres Dapat Menyebabkan Haid Terlambat, Kok Bisa?

Marah yang tidak sehat

Ada beberapa tanda kebiasaan marah kita sudah memasuki level tidak sehat, antara lain:

  • Marah sampai emosi meledak-ledak
  • Marah sampai memicu kekerasan fisik atau mental
  • Amarah membuat sulit menguasai diri sendiri
  • Menahan amarah lalu melampiaskannya pada orang yang tidak bersalah

Baca juga: 8 Bahaya Stres Saat Hamil Bagi Ibu dan Janin yang Perlu Diwaspadai

Cara menghadapi orang marah

Menghadapi orang yang dikuasai amarah terkadang juga dapat menggoyahkan emosi dan membuat kita marah.

Ada beberapa cara yang bisa dijajal agar kondisi panas ini tidak memicu pecahnya konflik terbuka, antara lain:

  • Bicarakan ketidaksepahaman dengan tenang, terbuka, dan jujur
  • Jika lawan bicara sudah mulai kasar, jangan mencoba berkomunikasi secara langsung, coba bangun komunikasi saat situasinya aman
  • Alih-alih membantah argumen atau memberikan saran pada orang yang marah, sampaikan perasaan atau pendapat Anda pribadi
  • Cari perantara atau pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan beda pendapat

Apabila Anda merasa sulit mengendalikan marah, coba temui konselor atau psikolog untuk mencari solusi paling tepat bagi masalah emosi ini.

Selain itu, coba rutin berlatih teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dan rutin berolahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau