KOMPAS.com - Reaksi marah bisa berdampak baik dan buruk bagi kesehatan.
Marah yang dikelola dengan baik dapat membuat seseorang berpikir lebih rasional.
Namun, marah bisa merusak kesehatan apabila terlalu meledak-ledak atau dipendam sampai akhirnya meledak.
Melansir Kid’sHealth, penyebab marah bisa beragam. Antara lain saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan atau harapan. Atau, bisa juga karena sulit mencapai suatu tujuan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?
Dilansir dari BetterHealth, amarah dapat memicu respons stres tubuh seperti dalam kondisi emosi orang yang takut, gembira, dan cemas.
Saat berhadapan dengan sumber kemarahan, kelenjar adrenal membanjiri tubuh dengan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
Otak pun mengubah fokus aliran darah dari usus menunju ke otot agar tubuh lebih terjaga.
Sebagai imbasnya denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh meningkat. Setelah itu seseorang jadi berkeringat dan pikirannya lebih fokus.
Sayangnya, marah berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Banjir hormon stres ke seluruh tubuh dalam waktu lama memicu perubahan metabolisme dan merusak sistem tubuh.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?
Beberapa efek buruk marah berlebihan bagi tubuh dalam jangka pendek antara lain:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.