Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Hiperventilasi, Kondisi Bernapas Sangat Cepat yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 31/01/2021, 16:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Beberapa jenis infeksi di tubuh dapat menyebabkan hiperventilasi.

Infeksi seperti pneumonia dapat menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.

3. Cedera kepala

Otak memainkan peran penting dalam mengontrol pernapasan.

Jika seseorang mengalami cedera kepala, hal itu dapat menyebabkan perubahan kecepatan pernapasan, termasuk hiperventilasi.

Gejala tambahan dari cedera kepala, termasuk sakit kepala, mual, dan kebingungan.

Siapapun dengan cedera kepala yang serius harus segera ke dokter.

4. Penyakit paru paru

Penyakit paru-paru tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Saluran udara mungkin menyempit, membuat seseorang bekerja lebih keras untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.

Jika penyakit paru-paru menyebabkan hiperventilasi, gejalanya mungkin termasuk mengi, nyeri dada, dan batuk.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

5. Ketoasidosis diabetik

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi dari diabetes.

Ketoasidosis diabetik dapat terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk energi dan sebaliknya membakar lemak.

Jika tubuh terlalu lama bergantung pada lemak, produk sampingan yang disebut keton dapat terbentuk di dalam tubuh.

Hiperventilasi adalah salah satu gejala ketoasidosis diabetikum.

Gejala lain termasuk:

  • Mual
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Sering buang air kecil

Baca juga: 7 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2

6. Berada di dataran tinggi

Saat seseorang berada di dataran tinggi, tekanan udara dan tingkat oksigen menurun, yang dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com