Beberapa jenis infeksi di tubuh dapat menyebabkan hiperventilasi.
Infeksi seperti pneumonia dapat menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.
3. Cedera kepala
Otak memainkan peran penting dalam mengontrol pernapasan.
Baca juga: Pengacara yang Tipu Pegawai Toko Roti Korban Penganiayaan Harus Dihukum Berat
Jika seseorang mengalami cedera kepala, hal itu dapat menyebabkan perubahan kecepatan pernapasan, termasuk hiperventilasi.
Gejala tambahan dari cedera kepala, termasuk sakit kepala, mual, dan kebingungan.
Siapapun dengan cedera kepala yang serius harus segera ke dokter.
4. Penyakit paru paru
Baca juga: Harvey Moeis Menangis: Bapak-bapak di Luar Sana Bersyukurlah kalau Ditelepon Istri…
Penyakit paru-paru tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Saluran udara mungkin menyempit, membuat seseorang bekerja lebih keras untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.
Jika penyakit paru-paru menyebabkan hiperventilasi, gejalanya mungkin termasuk mengi, nyeri dada, dan batuk.
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung
5. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi dari diabetes.
Ketoasidosis diabetik dapat terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk energi dan sebaliknya membakar lemak.
Jika tubuh terlalu lama bergantung pada lemak, produk sampingan yang disebut keton dapat terbentuk di dalam tubuh.
Hiperventilasi adalah salah satu gejala ketoasidosis diabetikum.
Gejala lain termasuk:
Baca juga: 7 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2
6. Berada di dataran tinggi
Saat seseorang berada di dataran tinggi, tekanan udara dan tingkat oksigen menurun, yang dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
News
News
Money
Travel
News
Regional
Travel
News
News
News
Hype
News
Bola
News