Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Hiperventilasi, Kondisi Bernapas Sangat Cepat yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 31/01/2021, 16:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Di dataran tinggi, paru-paru harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam tubuh.

Pada ketinggian sekitar 8.000 kaki, tingkat oksigen yang rendah dapat menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi.

Pada beberapa orang, hiperventilasi dapat dimulai pada ketinggian di bawah 8.000 kaki.

Misalnya, penderita asma mungkin mengalami masalah pernapasan di dataran rendah.

Kapan harus mencari pengobatan untuk hiperventilasi?

Merangkum WebMD, hiperventilasi bisa menjadi masalah serius.

Gejalanya bisa berlangsung 20 sampai 30 menit.

Baca juga: Dyspnea (Sesak Napas): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Anda kiranya harus mencari pengobatan untuk hiperventilasi saat gejala berikut terjadi:

  • Pernapasan cepat dan dalam untuk pertama kalinya
  • Hiperventilasi yang semakin parah, bahkan setelah mencoba opsi perawatan di rumah
  • Rasa sakit
  • Demam
  • Pendarahan
  • Merasa cemas, gugup, atau tegang
  • Sering mendesah atau menguap
  • Detak jantung yang berdebar kencang
  • Masalah dengan keseimbangan, pusing, atau vertigo
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, atau sekitar mulut
  • Dada sesak, penuh, tertekan, nyeri tekan, atau sakit

Gejala lain lebih jarang terjadi dan mungkin tidak jelas terkait dengan hiperventilasi.

Beberapa gejala tersebut meliputi:

  • Sakit kepala
  • Gas lambung, perut kembung, atau sendawa
  • Kedutan
  • Berkeringat
  • Perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur
  • Masalah dengan konsentrasi atau memori
  • Kehilangan kesadaran (pingsan)

Baca juga: Ini Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia

Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda mengalami gejala yang berulang.

Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperventilasi.

Sindrom ini tidak dipahami dengan baik dan memiliki gejala yang mirip dengan serangan panik. Ini sering salah didiagnosis sebagai asma.

Diagnosis hiperventilasi

Hiperventilasi memiliki banyak kemungkinan penyebab, jadi penting bagi dokter untuk meninjau semua gejala seseorang.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya kepada seseorang tentang riwayat kesehatan mereka.

Rontgen dada dan tes darah dapat membantu mendiagnosis beberapa penyebab hiperventilasi, seperti infeksi.

Tes gas darah arteri bisa juga dilakukan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

Tes ini dapat menentukan apakah hiperventilasi telah menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah atau belum.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau