Meskipun sel menjadi kebal terhadap efek insulin pada pengambilan gula darah, mereka tetap responsif terhadap peran hormon dalam penyimpanan lemak, yang berarti bahwa penyimpanan lemak bisameningkat. Fenomena ini dikenal sebagai resistensi insulin selektif.
Inilah sebabnya mengapa resistensi insulin dan gula darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya di area perut.
Baca juga: 17 Cara Menghilangkan Lemak di Perut Secara Alami
Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dan resistensi insulin bisa mengganggu leptin, hormon yang berperan besar dalam regulasi energi, termasuk asupan dan pembakaran kalori, serta penyimpanan lemak.
Leptin mengurangi rasa lapar dan membantu mengurangi asupan makanan.
Demikian pula, diet tinggi gula dikaitkan dengan resistensi leptin, yang meningkatkan nafsu makan dan berkontribusi pada penambahan berat badan dan kelebihan lemak tubuh.
3. Makanan tinggi gula tambahan cenderung kurang mengenyangkan
Makanan dan minuman manis yang dikemas dengan gula tambahan, seperti kue, biskuit, es krim, permen, dan soda, cenderung rendah atau sama sekali kurang protein, nutrisi penting untuk mengontrol gula darah yang meningkatkan perasaan kenyang.
Padahal, protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan. Ini dilakukan dengan memperlambat pencernaan, menjaga kadar gula darah stabil, dan mengatur hormon kelaparan.
Misalnya, protein bisa membantu mengurangi kadar ghrelin, hormon yang mendorong nafsu makan dan meningkatkan asupan kalori.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan
Sebaliknya, makan protein merangsang produksi peptida YY (PYY) dan glukagon-like peptide 1 (GLP-1), hormon yang berhubungan dengan perasaan kenyang yang membantu mengurangi asupan makanan.
Oleh sebab itu, makan makanan yang kaya karbohidrat, terutama karbohidrat olahan yang tinggi gula tambahan tapi rendah protein, dapat berdampak negatif pada rasa kenyang dan bisa menyebabkan penambahan berat badan dengan menyebabkan Anda makan lebih banyak pada makanan berikutnya sepanjang hari.
Makanan tinggi gula juga cenderung rendah serat, nutrisi yang dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi nafsu makan, meski tidak sebanyak protein.
4. Menggantikan makanan sehat
Jika sebagian besar diet Anda berkisar pada makanan manis tinggi gula tambahan, kemungkinan Anda kehilangan nutrisi penting.
Pasalnya, banyak makanan yang mengandung gula tambahan minim nutrisi penting, seperti protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral.
Padahal nutrisi tersebut dibutuhkan tubuh untuk berfungsi secara optimal dan tetap sehat.
Baca juga: 20 Makanan yang Mengandung Serat Tinggi
Selain itu, makanan dan minuman olahan yang tinggi gula tambahan biasanya tidak memiliki senyawa bermanfaat seperti antioksidan, yang terkonsentrasi dalam makanan seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, kacang-kacangan, kuning telur, sayuran, dan buah-buahan berwarna cerah.
Antioksidan sendiri bisa membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul yang sangat reaktif yang disebut radikal bebas.
Stres oksidatif (ketidakseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas) telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kronis, seperti penyakit jantung dan kanker tertentu.
Tidak mengherankan, diet tinggi gula tambahan sangat mungkin dapat meningkatkan risiko penyakit kronis yang sama yang terkait dengan stres oksidatif, serta risiko obesitas dan penambahan berat badan.
Makan makanan tinggi gula tambahan menggantikan makanan kaya nutrisi dan sehat seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan lemak sehat, sehingga dapat berdampak negatif pada berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
5. Dapat menyebabkan makan berlebihan