KOMPAS.com - Bahaya asap rokok yang kerap digembar-gemborkan selama ini berkutat pada perokok aktif dan pasif.
Perokok aktif adalah orang yang mengonsumsi rokok. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang terkena paparan asap rokok dari perokok.
Di luar kedua kelompok tersebut, sejumlah ahli kesehatan juga menyebut potensi bahaya paparan asap rokok tak langsung dari “tangan ketiga” atau thirdhand smoke.
Baca juga: 5 Penyebab Kanker Paru-paru, Tak Hanya Rokok
Dilansir dari Mayo Clinic, thirdhand smoke adalah sisa nikotin dan bahan kimia yang tertinggal di permukaan benda di dalam ruangan yang terpapar asap rokok.
Orang bisa ikut terpapar bahan kimia ini dengan menyentuh atau menghirup gas yang keluar dari permukaan benda yang terkontaminasi asap rokok.
Seperti diketahui, asap rokok yang diembuskan ke udara bisa menempel di pakaian, furnitur, tirai, dinding, selimut, karpet, debu, kendaraan, dan permukaan benda lainnya.
Melansir laman resmi Cancer Treatment Centers of America, residu atau zat sisa dari bahan kimia asap rokok ini akan menempel di permukaan benda selama bertahun-tahun kemudian.
Bahan tersebut lantas mengalami proses penuaan dan struktur kimianya turut berganti.
Nikotin yang bereaksi dengan polutan udara dalam ruangan seperti asam nitrat dapat membentuk zat karsinogen atau senyawa penyebab kanker.
Baca juga: 8 Alasan Merokok Dapat Merusak Kesehatan Mata
Sejumlah ahli berpendapat, senyawa gas karsinogen tersebut bisa terus-menerus dilepaskan ke udara dan berpotensi mengancam kesehatan orang di sekitarnya, terutama anak-anak.
Bayi dan anak kecil merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah kesehatan terkait tembakau ini karena mereka tanpa sengaja bisa menghirup, menelan, atau menyentuh zat yang mengandung asap rokok.
Bayi dan anak kecil lebih rentan karena mereka cenderung suka memasukkan segala sesuatu ke mulut dan sering memegang segala benda yang ada di sekitarnya.
Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya Langsung Merokok saat Berbuka Puasa
Dalam dunia kesehatan, thirdhand smoke tergolong istilah yang relatif anyar karena baru diperkenalkan di jurnal Pediatrics pada 2009.
Para ahli menekankan potensi bahaya asap rokok bagi kesehatan anak-anak karena mereka rentan bernapas, merangkak, bermain, dan menyentuh sesuatu yang sudah terpapar asap rokok.
Penelitian bahaya asap rokok dari thirdhand smoke untuk sementara baru melibatkan objek uji riset tikus.
Menurut hasil studi, tikus yang terpapar asap rokok secara tidak langsung maupun langsung lebih berisiko terkena kanker paru.
Kendati belum ada penelitian langsung pada manusia, namun potensi bahaya asap rokok tak langsung ini tak boleh disepelekan.
Untuk mengurangi risiko paparan asap rokok terutama pada anak-anak, American Academy of Pediatricians menyarankan agar anak-anak dijauhkan dari asap rokok.
Selain itu, bersihkan atau cuci permukaan benda yang terpapar asap rokok secara berkala.
Asap rokok tidak bisa hilang sampai tuntas hanya dengan mengangin-anginkan kamar, membuka jendela, sampai menggunakan kipas angin dan pendingin udara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.