Kondisi ini dapat terjadi sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai Graves 'ophthalmopathy yang terjadi pada sekitar 30 persen dari mereka yang memiliki penyakit Graves, menurut sebuah studi pada 1993.
9. Sindrom Sjögren
Kondisi ini menyerang kelenjar yang memberi pelumasan pada mata dan mulut.
Gejala khas sindrom Sjögren adalah mata kering dan mulut kering, tetapi juga dapat memengaruhi persendian atau kulit.
10. Tiroiditis Hashimoto
Pada tiroiditis Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat hingga mengalami defisiensi.
Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai
11. Penyakit myasthenia gravis
Myasthenia gravis memengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengontrol otot.
Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi.
Gejala myasthenia gravis yang paling umum adalah kelemahan otot yang semakin memburuk saat beraktivitas dan membaik dengan istirahat.
Sering kali otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata terbuka, menelan, dan gerakan wajah terlibat.
12. Vaskulitis autoimun
Vaskulitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.
Peradangan yang terjadi mempersempit arteri dan vena, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melalui mereka.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi
13. Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa menyebabkan kekurangan protein yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut yang dibutuhkan agar usus halus dapat menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Tanpa cukup vitamin ini, seseorang akan mengembangkan anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan berubah.
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada kelompok lansia.
14. Penyakit celiac
Orang dengan penyakit celiac tidak dapat makan makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya.
Ketika gluten ada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan.
Baca juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda dan gejala penyakit celiac yang paling mungkin terjadi, yakni:
Bagi siapa saja, sangat dianjurkan untuk bisa berkonsultasi dengan dokter jika mencurigai mengalami gejala penyakit autoimun.
Seseorang mungkin perlu mengunjungi dokter spesialis, tergantung pada jenis penyakit yang diderita.
Misalnya, ahli reumatologi bisa dimintai konsultasi untuk mengobati penyakit sendi, seperti artritis reumatoid serta penyakit autoimun lainnya, misalnya sindrom Sjögren dan SLE
Sementara, ahli gastroenterologi dapay mengobati penyakit pada saluran pencernaan, seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn.
Sedangkan, ahli endokrin menangani kondisi kelenjar, termasuk penyakit Graves, tiroiditis Hashimoto, dan penyakit Addison.
Dokter kulit sendiri dapat dimintai bantuan untuk merawat kondisi kulit, seperti psoriasis.
Baca juga: Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdoski
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.