3. Psoriasis atau psoriatic arthritis
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian terlepas saat tidak lagi dibutuhkan.
Psoriasis menyebabkan sel kulit berkembang terlalu cepat.
Sel ekstra kemudian menumpuk dan membentuk bercak merah yang meradang, biasanya dengan sisik putih dari plak pada kulit.
Hingga 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka. Bentuk penyakit ini disebut arthritis psoriatis.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf, di sistem saraf pusat.
Kerusakan pada selubung mielin kemudian memperlambat kecepatan transmisi pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti:
Baca juga: Kondisi pada Anak yang Bisa Dicurigai Sebagai Gejala Penyakit Langka
Penyakit multiple sclerosis datang dalam beberapa bentuk yang berkembang dengan kecepatan berbeda.
Menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Pharmacy and Therapeutics pada 2012, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan untuk berjalan dalam waktu 15 tahun setelah penyakit dimulai.
5. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Meskipun para dokter pada tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit karena ruam yang biasa ditimbulkannya, sebenarnya SLE atau lupus eritematosus sistemik (LES) dapat memengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Gejala lupus yang paling umum, di antaranya yakni:
Baca juga: Mengapa Penyakit Lupus Sulit Disembuhkan?
6. Penyakit radang usus
Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.
Setiap jenis IBD memengaruhi bagian saluran pencernaan yang berbeda.
Penyakit Crohn dapat meradang di bagian mana pun dari saluran pencernaan, dari mulut hingga anus.
Sementara, kolitis ulserativa hanya memengaruhi lapisan usus besar (kolon) dan rektum.
7. Penyakit Addison
Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.
Kekurangan kortisol sendiri dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).
Sementara, kekurangan aldosteron akan menyebabkan kehilangan natrium dan kalium berlebih dalam aliran darah.
Gejala penyakit Addison di antaranya dapat berupa:
Baca juga: 7 Penyebab Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai
8. Penyakit Graves
Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon.
Hormon tiroid sendiri berfungsi salah satunya untuk mengontrol penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai metabolisme.
Terlalu banyak hormon ini pada akhirnya pun dapat meningkatkan aktivitas tubuh, menyebabkan gejala seperti:
Baca juga: 3 Gejala Irritable Bowel Syndrome (IBS) yang Perlu Diwaspadai
Salah satu gejala potensial penyakit Graves adalah mata melotot yang disebut exophthalmos.