Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Lemak Trans dan Kenapa Sering Dianggap Berbahaya?

Kompas.com - 14/03/2021, 08:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kata lemak trans mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga Anda.

Lemak ini kerap kali dikaitkan dengan sesuatu yang tidak baik dalam makanan. 

Lemak trans bahkan sering dianggap sebagai jenis lemak terburuk yang bisa Anda makan.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan

Hal tersebut memang bisa jadi benar adanya. 

Merangkum WebMD, lemak trans adalah salah satu bentuk lemak tak jenuh.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Tidak seperti lemak makanan lainnya, lemak trans atau kerap disebut juga sebagai asam lemak trans dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan juga menurunkan kolesterol baik (HDL).

Diet yang sarat dengan lemak trans pun pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, pembunuh utama orang dewasa.

Semakin banyak lemak trans yang Anda makan, maka kian besar risiko Anda terkena penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah.

Lemak trans sangat tidak sehat sehingga produsen makanan pun telah dilarang untuk menambahkan sumber utama lemak trans buatan ke dalam makanan dan minuman.

Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kejadian serangan jantung dan kematian setiap tahunnya.

Namun, beberapa produk dengan lemak trans tambahan mungkin masih tersedia hingga sekarang.

Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan

Apa itu lemak trans?

Melansir Mayo Clinic, sebagian besar lemak trans terbentuk melalui proses industri yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak nabati (hidrogenisasi).

Pengolahan ini menyebabkan minyak menjadi padat pada suhu ruangan.

Minyak terhidrogenasi parsial ini cenderung tidak rusak, sehingga makanan yang dibuat dengannya memiliki umur simpan yang lebih lama.

Beberapa restoran mungkin menggunakan minyak sayur terhidrogenasi parsial dalam penggorengan mereka, karena tidak perlu diganti sesering minyak lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com