KOMPAS.com – Kata lemak trans mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga Anda.
Lemak ini kerap kali dikaitkan dengan sesuatu yang tidak baik dalam makanan.
Lemak trans bahkan sering dianggap sebagai jenis lemak terburuk yang bisa Anda makan.
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
Hal tersebut memang bisa jadi benar adanya.
Merangkum WebMD, lemak trans adalah salah satu bentuk lemak tak jenuh.
Tidak seperti lemak makanan lainnya, lemak trans atau kerap disebut juga sebagai asam lemak trans dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan juga menurunkan kolesterol baik (HDL).
Diet yang sarat dengan lemak trans pun pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, pembunuh utama orang dewasa.
Semakin banyak lemak trans yang Anda makan, maka kian besar risiko Anda terkena penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah.
Lemak trans sangat tidak sehat sehingga produsen makanan pun telah dilarang untuk menambahkan sumber utama lemak trans buatan ke dalam makanan dan minuman.
Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kejadian serangan jantung dan kematian setiap tahunnya.
Namun, beberapa produk dengan lemak trans tambahan mungkin masih tersedia hingga sekarang.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan
Melansir Mayo Clinic, sebagian besar lemak trans terbentuk melalui proses industri yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak nabati (hidrogenisasi).
Pengolahan ini menyebabkan minyak menjadi padat pada suhu ruangan.
Minyak terhidrogenasi parsial ini cenderung tidak rusak, sehingga makanan yang dibuat dengannya memiliki umur simpan yang lebih lama.
Beberapa restoran mungkin menggunakan minyak sayur terhidrogenasi parsial dalam penggorengan mereka, karena tidak perlu diganti sesering minyak lainnya.
Sementara itu, beberapa produk daging dan susu memiliki sedikit lemak trans alami. Tapi, tidak jelas apakah lemak trans yang muncul secara alami ini memiliki manfaat atau bahaya kesehatan.
Baca juga: 3 Gejala Trigliserida Tinggi yang Perlu Diwaspadai
Bentuk lemak trans yang diproduksi atau dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial dapat ditemukan di berbagai produk makanan.
Ini termasuk:
Baca juga: 7 Makanan yang Mengandung Lemak Trans untuk Diwaspadai
Merangkum Health Line, dokter khawatir tentang penambahan asupan lemak trans karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit diabetes tipe 2.
Lemak trans juga memiliki efek tidak sehat pada kadar kolesterol tubuh.
Ada dua jenis utama kolesterol, yakni:
Lemak trans di sini dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
Jika timbunan lemak di dalam arteri robek atau pecah, bekuan darah dapat terbentuk dan menghalangi aliran darah ke bagian jantung hingga menyebabkan serangan jantung.
Sementara, jika bekuan darah terbentuk dan menghalangi aliran darah ke bagian otak, hal itu dapat menyebabkan stroke.
Baca juga: Mengapa Trigliserida Tinggi Perlu Diwaspadai?
Di Amerika Serikat, jika makanan mengandung kurang dari 0,5 gram lemak trans dalam satu porsi, di label makanan, itu bisa ditulis 0 gram lemak trans.
Selain itu, produk yang dibuat sebelum larangan Food and Drug Administration (FDA) AS untuk lemak trans buatan mungkin juga masih dijual di pasaran, termasuk di Indonesia.
Jadi, periksa untuk melihat apakah daftar bahan makanan yang hendak Anda makan, menyebutkan minyak nabati terhidrogenasi parsial.
Jika iya, berarti makanan tersebut mengandung sedikit lemak trans, meskipun jumlahnya di bawah 0,5 gram.
Anda pun pada akhirnya bisa mengasup banyak lemak trans ini jika memutuskan untuk makan beberapa porsi makanan yang mengandung kurang dari 0,5 gram per porsi.
Padahal para ahli merekomendasikan untuk menjaga asupan lemak trans serendah mungkin.
Lemak trans, terutama yang ditemukan dalam minyak nabati terhidrogenasi parsial, tampaknya tidak memiliki manfaat kesehatan yang diketahui.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kolesterol Tinggi
Makanan bebas lemak trans tidak secara otomatis baik untuk Anda.
Produsen makanan mungkin mengganti bahan lain untuk lemak trans yang mungkin juga tidak sehat.
Beberapa bahan tersebut, seperti minyak kelapa, minyak inti sawit, dan minyak kelapa sawit padahal mengandung banyak lemak jenuh.
Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kolesterol total Anda.
Dalam pola makan sehat, sekitar 20 persen hingga 35 persen dari total kalori harian Anda mungkin berasal dari lemak.
Cobalah untuk menjaga lemak jenuh kurang dari 10 persen dari total kalori harian Anda.
Di sisi lain, lemak tak jenuh tunggal yang dapat ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak kanola adalah pilihan yang lebih sehat daripada lemak jenuh.
Kacang-kacangan, ikan, dan makanan lain yang mengandung asam lemak omega 3 tak jenuh adalah pilihan makanan berlemak sehat lainnya.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Omega 3 Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.