KOMPAS.com – Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar anggapan mengenai minum air hangat atau air panas bisa bantu menurunkan berat badan?
Bagaimana pendapat Anda?
Percayakah akan hal tersebut? Atau Anda memandang bahwa minum air hangat tidak ada bedanya dengan minum air dingin?
Baca juga: Diet atau Olahraga, Mana yang Lebih Penting untuk Bantu Turunkan Berat Badan?
Jika merangkum Live Strong, anggapan tentang minum air hangat dapat membantu menurunkan berat badan adalah mitos.
Anggapan yang dinilai sebagai mitos di sini yakni soal dasar pemikiran bahwa sistem pencernaan Anda perlu menurunkan air panas ke suhu inti tubuh Anda untuk menyerap air, yang -menurut mitos- membakar beberapa kalori dan meningkatkan metabolisme Anda dalam prosesnya.
Meskipun benar bahwa tubuh Anda menggunakan sekitar 10 kalori untuk mencerna 100 kalori, Anda nyatanya tidak mengeluarkan banyak energi untuk menyerap air, tidak peduli suhu air yang masuk ke sistem pencernaan.
Selain itu, minum air hangat atau air panas tidak akan mempercepat metabolisme tubuh Anda.
Di mana, tingkat metabolisme tubuh Anda cukup stabil dan sebagian besar ditentukan oleh ukuran dan komposisi tubuh, usia, jenis kelamin, serta genetika masing-masing.
Namun, melansir Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 2003, menemukan bahwa beralih dari minum air dingin ke air panas dapat meningkatkan penurunan berat badan.
Penelitian menemukan bahwa minum 500 ml air sebelum makan dapat meningkatkan metabolisme hingga 30 persen.
Baca juga: Bagaimana Serat Bisa Bantu Turunkan Berat Badan?
Meningkatkan suhu air hingga 37 derajat Celcius dapat menyumbang 40 persen peningkatan metabolisme.
Peningkatan metabolisme ini berlangsung selama 30-40 menit setelah konsumsi air tersebut.
Ketika berbicara tentang peran air sebagai bantuan penurunan berat badan yang potensial, dalam satu hal, minum air hagat mungkin memang bisa lebih baik daripada air dingin.
Di mana, air hangat bisa berada di perut Anda sedikit lebih lama ketimbang air dingin setelah dikonsumsi.
Air dingin diserap sedikit lebih cepat daripada air hangat atau air panas.