KOMPAS.com - Psikiater dan psikolog adalah profesi yang sama-sama bergerak di bidang kesehatan mental.
Kedua profesi ini sama-sama memahami cara kerja otak, emosi, perasaan, dan pikiran kita.
Tapi, ada beberapa perbedaan psikolog dan psikiater yang mendasar dan perlu diketahui. Berikut penjelasannya.
Baca juga: Kenali 9 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi
Melansir AllPsychologySchools, psikiater adalah dokter yang memberikan terapi pengobatan kepada pasiennya.
Mereka bisa meresepkan obat untuk terapi kesehatan mental dan emosional pasiennya.
Sedangkan, psikolog lebih fokus pada psikoterapi untuk merawat gangguan emosional dan mental pasiennya.
Psikolog juga dapat merekomendasikan tes psikologis untuk menakar kondisi mental seseorang dan merekomendasikan jenis terapi yang paling efektif untuk pasiennya.
Baca juga: Membongkar Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi
Beda psikiater dan psikolog dari pendidikan juga sangat kentara. Psikiater menjalani sekolah kedokteran terlebih dahulu.
Setelah itu, mereka mengikuti praktik residensi di bidang psikiatri selama empat tahun di rumah sakit.
Selama menjalani praktik tersebut, mereka akan menghadapi pasien dengan beragam latar belakang, mulai dari anak-anak sampai orang tua dengan gangguan perilaku sampai kasus penyakit mental parah.
Dengan begitu, selepas menjalani pendidikan, psikiater memiliki kemampuan untuk mendiagnosis sekaligus memberikan pengobatan penyakit mental.
Sementara itu, psikolog menjalani pendidikan psikologi selama paling tidak empat tahun.
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Susah Minta Maaf Menurut Psikologi
Sepanjang pendidikan, calon psikolog mempelajari perkembangan kepribadian, sejarah masalah psikologis, sampai ilmu penelitian psikologis.
Di jenjang pascasarjana, psikolog disiapkan untuk mempelajari cara mendiagnosis gangguan mental dan emosional di berbagai situasi.
Selepas kelar sekolah, mahasiswa psikologi juga perlu magang setahun sampai dua tahun.
Selama magang, mereka diberi kesempatan untuk belajar metode pengobatan, melakukan pengujian analitik, belajar teknik psikologis, sampai terapi perilaku.