Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan cedera pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ utama lainnya. Dalam kasus yang parah, ini bisa mengancam jiwa.
5. Persalinan prematur
Terkadang persalinan dini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa saat ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.
6. Penyakit kardiovaskular di masa depan
Preeklamsia akibat hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan.
Baca juga: Berapa Kadar Kolesterol Normal dalam Darah?
Risiko ibu hamil terkena penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi jika pernah mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau pernah mengalami kelahiran prematur karena memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Oleh sebab itu, selama kehamilan, setiap ibu hamil dianjurkan kontrol kandungan secara rutin, salah satunya untuk memastikan tekanan darah dalam kondisi normal.
Lantas, berapa sebenarnya tekanan darah normal pada ibu hamil?
Merangkum berbagai sumber, tekanan darah normal pada ibu hamil pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kondisi orang dewasa pada umumnya.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pembacaan tekanan darah normal pada orang dewasa sendiri adalah 120/80 mmHg.
Angka 120 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, yakni tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan angka 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung relaksasi dan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh.
Baca juga: Berapa Kadar Trigliserida Normal dalam Darah?
Seseorang dapat didiagnosis mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi jika bacaan tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg.
Di sisi lain, bacaan tekanan darah di atas 140/90 mmHg pada kehamilan bisa menunjukkan kondisi tekanan darah tinggi.
Melansir Medical News Today, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa tekanan darah wanita hamil juga harus berada dalam kisaran sehat sekitar 120/80 mmHg.