KOMPAS.com - Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan ciri-ciri tekanan darah tinggi, gangguan liver, dan ginjal.
Gangguan kehamilan ini biasanya muncul setelah usia kandungan menginjak 20 minggu.
Jika tidak diobati, preeklamsia bisa berdampak fatal pada bayi di dalam kandungan maupun ibu hamil.
Baca juga: Penyebab dan Tanda Preeklamsia
Melansir Mayo Clinic, penyebab preeklamsia bisa berasal dari banyak faktor. Komplikasi kehamilan ini berawal dari masalah pada plasenta atau organ untuk memberik makanan ke janin.
Di awal kehamilan, normalnya pembuluh darah baru berkembang agar bisa memasok darah ke plasenta.
Namun, pembuluh darah ibu hamil dengan preeklamsia tidak berfungsi optimal karena terlalu sempit atau mengalami masalah hormon.
Akibatnya, pasokan darah termasuk oksigen ke plasenta jadi terhambat.
Ibu hamil dengan kehamilan berisiko tinggi, punya riwayat preeklamsia, memiliki penyakit kronis tertentu, sampai hamil anak kembar berisiko terkena preeklamsia.
Bebebarapa faktor risiko preeklamsia di atas memang tidak bisa diubah. Namun, dengan pemeriksaan kehamilan, komplikasi kesehatan ini bisa diminimalkan.
Baca juga: Perbedaan Preeklamsia Ringan dan Preeklamsia Berat
Selain itu, lakukan beberapa cara mencegah preeklamsia pada ibu hamil berikut:
Melansir What to Expect, banyak ibu hamil yang kurang asupan atau justru makan berlebihan selama mengandung buah hatinya.
Hamil bukan berarti momentum bebas makan sembarangan. Ibu hamil disarankan untuk tetap mempertahankan pola makan sehat dan seimbang.
Sebagian besar ibu hamil umumnya hanya membutuhkan tambahan kalori sebanyak 300 sampai 500 kalori di trimester kedua kehamilan.
Perhatikan asupan yang masuk ke tubuh ibu hamil. Pastikan ibu hamil banyak makan banyak buah, sayuran berserat tinggi, biji-bijian, protein rendah lemak, dan susu.
Selain itu, konsumsi asupan yang banyak mengandung magnesium, seperti cokelat, alpukat, ikan, tahu tempe, sayur hijau, sampai pisang.
Ibu hamil sebaiknya juga menghindari asupan tidak sehat, seperti makanan manis, minuman manis, dan segala jenis makanan olahan.
Baca juga: Keguguran: Tanda, Penyebab, Cara Mencegah
Umumnya, ibu hamil juga disarankan melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki selama 30 menit setiap hari.
Setiap ibu hamil memang disarankan untuk menambah berat badan sesuai tumbuh kembang janin di dalam kandungan.
Namun, ada baiknya penambahan berat badan tidak terlalu signifikan. Kelebihan berat badan dan obesitas bisa meningkatkan risiko preeklamsia.
Bagi wanita yang merencanakan program kehamilan namun punya masalah kelebihan berat badan, ada baiknya untuk mengontrol berat badan terlebih dahulu sebelum hamil.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?
Penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil.
Untuk itu, cara mencegah preeklamsia pada ibu hamil agar tidak memicu komplikasi serius adalah mengontrol penyakit kronis sedini mungkin. Upayakan untuk mengawalinya sebelum program kehamilan.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita dengan gangguan kesehatan gigi dan gusi lebih berisiko terkena preeklamsia.
Untuk mencegah preeklamsia, wanita yang berencana hamil dan ibu hamil wajib menjaga kesehatan gigi dan gusi.
Sikat gigi setidaknya dua kali sehari, bersihkan sisa makanan dengan benang gigi setiap hari, dan kunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Baca juga: Fakta Seputar Plasenta Previa, Biang Pendarahan pada Ibu Hamil
Konsultasikan ke dokter untuk mengonsumsi vitamin atau suplemen khusus bagi ibu hamil.
Beberapa penelitian menunjukkan, kekurangan vitamin dan mineral tertentu meningkatkan risiko preeklamsia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.