Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Kelelahan Kronis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 26/04/2021, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kelelahan kronis berbeda dengan kelelahan sementara pada umumnya.

Kelalahan normal sering kali dapat hilang seiring berjalannya waktu dengan mengambil waktu istirahat.

Sedangkan kelelahan kronis cenderung tidak akan hilang dalam jangka waktu lama.

Baca juga: 21 Makanan Penambah Energi yang Baik Dikonsumsi

Merangkum Mayo Clinic, sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS) didefinisikan sebagai kelainan rumit yang ditandai dengan kelelahan ekstrem yang berlangsung setidaknya selama enam bulan dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis yang mendasarinya.

Kelelahan yang dirasakan pada kasus sindrom kelelahan kronis biasanya akan memburuk dengan adanya aktivitas fisik atau mental yang dilakukan oleh penderita, tapi tidak akan membaik dengan istirahat.

Gejala khas lainnya, termasuk:

  • Tidak yang tidak menyehatkan
  • Kesulitan dengan ingatan, fokus, dan konsentrasi
  • Pusing yang memburuk dengan berpindah dari berbaring atau duduk ke berdiri

Sindrom kelelahan kronis juga dapat disebut sebagai myalgic encephalomyelitis (ME) atau systemic exertional intolerance disease (SEID).

Penyebab sindrom kelelahan kronis ini sendiri belum sepenuhnya dipahami. Tapi ada beberapa pandangan yang mengungkap infeksi virus, tekanan psikologis, atau kombinasi faktor sebagai penyebabnya.

Karena tidak ada penyebab tunggal yang diidentifikasi dan karena banyak kondisi lain menghasilkan gejala yang serupa, sindom kelelahan kronis mungkin sulit didiagnosis.

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Tidak ada tes untuk memastikan diagnosis sindrom kelelahan kronis.

Penderita mungkin memerlukan beberapa tes medis untuk menyingkirkan masalah kesehatan lain yang memiliki gejala serupa.

Perawatan untuk sindrom kelelahan kronis sendiri berfokus pada perbaikan gejala yang terjadi.

Gejala kelelahan kronis

Melansir Health Line, gejala sindrom kelelahan kronis dapat bervariasi berdasarkan kondisi masing-masing individu dan tingkat keparahan kondisinya.

Gejala yang paling umum adalah kelelahan yang cukup parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Kondisi ini bisa bertahan selama enam bulan lebih.

Sindrom kelelahan kronis juga dapat menyebabkan masalah tidur, seperti:

  • Merasa tidak segar setelah tidur malam
  • Insomnia kronis
  • Gangguan tidur lainnya

Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan

Selain itu, penderita sindrom kelelahan kronis mungkin juga mengalami:

  • Sering lupa 
  • Konsentrasi berkurang
  • Intoleransi ortostatik, yakni beralih dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri membuat pusing, sakit kepala, atau pingsan

Sementara, gejala fisik sindrom kelelahan kronis mungkin termasuk:

  • Nyeri otot
  • Sering sakit kepala
  • Nyeri sendi tanpa kemerahan atau bengkak
  • Sering sakit tenggorokan
  • Kelenjar getah bening yang lunak dan bengkak di leher dan ketiak

Sindrom kelelahan kronis dapat memengaruhi beberapa orang dalam "siklus" dengan periode perasaan yang lebih buruk dan kemudian lebih baik lagi.

Gejala terkadang bahkan bisa hilang sama sekali yang disebut sebagai remisi. Namun, masih mungkin gejala kembali lagi nanti yang disebut kambuh.

Siklus remisi dan kekambuhan ini dapat mempersulit penanganan gejala kelelahan kronis penderita, tetapi itu masih bisa disiasati.

Secara umum, Anda sangat disarankan untuk dapat menemui dokter Anda jika Anda mengalami kelelahan yang terus-menerus atau berlebihan.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan Akibat Asam Lambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau