Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Plantar Fasciitis, Penyakit yang memicu Nyeri di Tumit

Kompas.com - 02/05/2021, 18:06 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Plantar fasciitis paling umum terjadi antara usia 40 dan 60 tahun.

2. Jenis olahraga tertentu

Aktivitas yang memberi banyak tekanan pada tumit dan jaringan yang melekat - seperti lari jarak jauh, tarian balet, dan tarian aerobik - dapat memicu plantar fasciitis.

3. Mekanika kaki

Kaki datar, lengkungan tinggi atau bahkan pola berjalan yang tidak normal dapat memengaruhi distribusi berat badan saat berdiri.

Kondisi tersebut juga dapat menambah tekanan pada plantar fascia.

4. Kegemukan

Berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada plantar fascia.

Baca juga: 3 Gejala Awal Serangan Jantung yang Sering Dialami Wanita

Cara mengatasi

Perawatan rumahan seperti istirahat, mengompres es, dan mengonsumsi obat antiinflamasi juga bisa meredakan nyeri karena plantas fasciitis.

Jika itu tidak mengurangi rasa sakit, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter.

Biasanya, dokter akan memberikan suntikan kortikosteroid langsung ke bagian ligamen yang rusak.

Terapi fisik juga menjadi bagian penting dari pengobatan plantar fasciitis.

Cara ini dapat membantu meregangkan plantar fascia dan tendon Achilles.

Seorang ahli terapi fisik dapat menunjukkan kepada Anda latihan untuk memperkuat otot-otot kaki bagian bawah, membantu menstabilkan jalan Anda dan mengurangi beban kerja pada plantar fascia Anda.

Jika nyeri berlanjut dan metode lain tidak berhasil, dokter Anda mungkin merekomendasikan terapi gelombang kejut ekstrakorporeal.

Dalam terapi ini, gelombang suara membombardir tumit Anda untuk merangsang penyembuhan di dalam ligamen.

Efek samping dari perawatan ini dapat berupa:

  • memar
  • pembengkakan
  • rasa sakit
  • mati rasa.

Sayangnya, terapi gelombang kejut ekstrakorporeal belum terbukti efektif secara konsisten dalam meredakan gejala.

Jika perawatan di rumah dan medis tidak mengatasi plantar fasciitis Anda, opsi berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah operasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau