Komplikasi kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki:
Baca juga: Punya Gejala Serupa, Apa Beda Sindrom Asperger dan Autisme?
Ibu hamil yang menderita lupus sangat rentan mengalami preeklamsia dan sindrom HELLP atau komplikasi yang memengaruhi hati dan darah. Fungsi ginjal mereka juga rentan terganggu.
Baca juga: Punya Gejala Serupa, Apa Beda Sindrom Asperger dan Autisme?
Pada bayi, lupus juga meningkatkan risiko berikut:
Meskipun semua ini terdengar menakutkan, banyak wanita penderita lupus yang kehamilannya benar-benar lancar dan sehat.
Karena itu, wanita penderita lupus yang sedang merencanakan kehamilan harus memahami riiskonya.
Semua itu penting agar bisa melakukan langkah-langkah pencegahan.
"Bila Anda menderita lupus, gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan," kata Pachaidee.
Jika Anda memutuskan untuk mencoba memiliki momongan, bicarakan dengan dokter untuk memastikan keamanannya sebelum Anda menghentikan pemakaian alat kontrasepsi.
Beberapa obat lupus aman digunakan selama kehamilan, tetapi adapula yang tidak.
Karena itu, penting melakukan konsultasi saat merencanakan kehamilan.
"Jika Anda mengonsumsi obat yang tidak aman untuk janin, dokter dapat membantu Anda menemukan alternatif sebelum Anda hamil," ucap Pachaidee.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.