KOMPAS.com - Alergi susu sapi merupakan hal yang sering dialamioleh si kecil.
Meski gejalanya bisa hilang saat si kecil melewati periode balita, tetap saja alergi ini tak bisa disepelekan.
Seba, alergi susu sapi bisa menimbulkan dampak besar pada anak, seperti gangguan saluran cerna dan pernapasan.
Alergi susu sapi juga bisa menyebabkan gangguan pada kulit, seperti eksim atau dermatitis atopik dan biduran atau urtikaria.
Dalam kasus yang parah, alergi susu sapi bisa memicu anafilaksis yang menyebabkan kematian.
Baca juga: Selain Serangan Jantung, Ini 4 Penyebab Nyeri Dada
Dalam sebuah acara webinar bertajuk WORLD ALLERGY WEEK 2021,Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan selaku Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak mengatakan bahwa faktor risiko berkembangnya alergi pada Si Kecil dapat berasal dari faktor genetik atau
keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi.
Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada Si Kecil yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI).
Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara
memberikan ASI eksklusif bagi anak.
“Jika bunda tidak dapat memberikan ASI dan Si Kecil berbakat alergi tapi belum muncul gejala alerginya, maka dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus
seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP)," ucap Prof Budi.
Jika gejala alergi sudah muncul, menurut Prof Budi, dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.