KOMPAS.com - Ada banyak cara mengurangi tingkat stres, salah satunya adalah makanan.
Sebab, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi beberapa makanan tertentu dapat mengurangi stres.
Sebuah artikel berjudul “Stress Exposure, Food Intake, and Emotional State” menyarankan untuk mengatur pola makan harian.
Sebab, makanan dapat memengaruhi sirkuit saraf tubuh yang mengontrol emosi, motivasi, dan suasana hati.
Penelitian lain berjudul “Brain Structure and Response to Emotional Stimuli as Related to Gut Microbial Profiles in Healthy Women” menunjukkan bahwa mikroba yang ada di usus memengaruhi dengan perasaan seseorang.
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Pereda Rasa Sakit dan Stres
Senada dengan penelitian tersebut, melansir dari Everyday Health, seorang ahli gizi dari New York dan pendiri Alice in Foodilane, Alice Figueroa, RDN, MPH, mengatakan bahwa mikroba di dalam usus memengaruhi suasana hati, emosi, dan kesehatan psikologis seseorang.
Pola makan yang tidak sehat memang dapat meningkatkan stres dan berpotensi meningkatkan masalah kesehatan di masa depan.
Ada beberapa makanan yang memang baik dikonsumsi ketika mengalami stres.
Berikut ini beberapa di antaranya, seperti dirangkum dari Healthline.
Bubuk teh hijau akhir-akhir ini memang populer karena kaya akan L-theanine, asam amino non-protein dengan sifat penghilang stres yang kuat.
Matcha adalah sumber asam amino yang lebih baik daripada jenis teh hijau lainnya karena terbuat dari daun teh hijau yang ditanam di tempat teduh.
Baca juga: Mengapa Stres Bisa Turunkan Berat Badan?
Proses ini meningkatkan kandungan senyawa tertentu, termasuk L-theanine.
Penelitian pada manusia dan hewan berjudul “Stress-Reducing Function of Matcha Green Tea in Animal Experiments and Clinical Trials” menunjukkan bahwa matcha dapat mengurangi stres jika kandungan L-theanine-nya cukup tinggi dan kafeinnya rendah.
Sebuah studi berjudul “Physiology, Cortisol” menunjukkan bahwa ubi jalar dapat membantu menurunkan kadar hormon stres kortisol.
Meskipun kadar kortisol diatur dengan ketat, stres kronis dapat menyebabkan disfungsi kortisol yang dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan efek samping lainnya.
Sebuah studi berjudul “Increasing Dietary Carbohydrate as Part of a Healthy Whole Food Diet Intervention Dampens Eight Week Changes in Salivary Cortisol and Cortisol Responsiveness” meneliti wanita dengan kelebihan berat badan.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Stres Pada Anak Bisa Berakibat Fatal
Selama 8 minggu mereka diminta untuk mengonsumsi makanan kaya karbohidrat padat nutrisi, seperti ubi jalar.
Hasilnya, mereka yang makan makanan kaya karbohidrat padat nutrisi memiliki kadar kortisol saliva yang jauh lebih rendah.
Kimchi adalah hidangan sayuran fermentasi khas Korea yang biasanya dibuat dengan kubis napa dan daikon, yakni sejenis lobak.
Makanan fermentasi seperti kimchi dikemas dengan bakteri menguntungkan yang disebut probiotik dan tinggi vitamin, mineral, dan antioksidan.
Penelitian mengungkapkan bahwa makanan fermentasi dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Salam sebuah penelitian berjudul “Fermented foods, neuroticism, and social anxiety: An interaction model” mengungkakan bahwa makanan fermentasi dapat mengurangi gejala kecemasan sosial.
Baca juga: 7 Efek Stres pada Wajah yang Bisa Terjadi