Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Perbedaan Burnout dan Stres, Sekilas Serupa Tapi Tak Sama

Kompas.com - 02/07/2021, 19:49 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Ketika menghadapi tekanan hidup, sejumlah orang ada yang menyebut dirinya sedang mengalami burnout.

Tekanan pekerjaan, sekolah, masalah ekonomi, penyakit, sampai keluarga tak jarang memang bisa berujung stres atau burnout.

Kendati burnout dan stres sama-sama berasal dari tekanan, tapi keduanya berbeda. Sebelum mengulas perbedaannya, kenali dulu apa itu burnout.

Baca juga: Apa itu Burnout, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Apa itu burnout?

Melansir Healthline, burnout adalah kondisi kelelahan mental dan fisik sampai pada level segala sesuatu jadi tidak menyenangkan.

Istilah burnout kali pertama diperkenalkan psikolog Herbert Freudenberger pada 1970-an silam.

Ia menciptakan istilah tersebut untuk menggambarkan kondisi stres parah, sampai memicu kelelahan fisik, mental, dan emosional.

Penyebab burnout dapat berasal dari paparan situasi yang penuh tekanan secara terus-terusan.

Misalkan merawat orang sakit, bekerja minim apresiasi dan jarang istirahat, atau menyimak berita buruk pandemi Covid-19 dalam waktu berkepanjangan.

Berbeda dari kelelahan biasa, orang yang burnout terkadang sampai tidak berdaya dan enggan bangun dari tempat tidur setiap pagi.

Bahkan, orang burnout acapkali pesimistis dan putus asa dalam menjalani hidup.

Setiap orang bisa mengalami burnout. Tapi, masalah kesehatan mental ini cenderung dialami orang dengan kepribadian perfeksionis.

Selain itu, orang dengan jam kerja tinggi, sedang merawat orang sakit, atau mengasuh anak di rumah juga rentan terkena burnout.

Baca juga: Stres Pandemi Covid-19 Sebabkan Family Burnout, Begini Baiknya...

Perbedaan burnout dan stres

Melansir HelpGuide, burnout adalah imbas dari tekanan atau stres yang berlebihan. Tapi, bukan sembarang tekanan. Stres tersebut sampai menguras fisik dan mental.

Orang yang stres biasa, terkadang biasanya masih mampu membayangkan solusi atas persoalannya, atau mampu mengendalikan tekanan yang sedang dihadapi. Dengan begitu, mereka punya jeda untuk merasa lebih baik.

Tidak demikian dengan burnout. Orang yang sudah berada di tahap burnout dapat merasa kosong, sangat lelah secara mental, tidak punya motivasi, dan acuh dengan sekitarnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau