KOMPAS.com - Seseorang yang terkena Covid-19 biasanya menunjukkan beberapa gejala, seperti batuk, demam, dan sesak napas.
Namun, ada banyak orang juga yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, tetapi ia tidak memiliki gejala sama sekali.
Terlepas dari hal ini, ketika seseorang pernah terinfeksi Covid-19, haruskan ia mendapatkan vaksinasi?
Seorang yang pernah terinfeksi Covid-19, tetap harus melakukan vaksinasi.
Melansir dari Mayo Clinic, seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 memang sudah mendapatkan kekebalan dan perlindungan alami dari virus penyebab Covid-19.
Namun, tidak jelas berapa lama perlindungan ini akan berlangsung.
Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Jamur Hitam yang Mengintai Pasca-Covid-19
Oleh karena infeksi ulang dapat terjadi dan dapat menyebabkan komplikasi parah, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 direkomendasikan untuk tetap mendapatkan vaksin Covid-19.
Menurut Cleveland Clinic, bagi seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan mengalami long Covid-19, mendapatkan vaksin merupakan sesuatu yang penting.
Pemberian vaksin kepada orang yang mengalami long Covid-19 dapat membantu pemulihan pasien.
Lalu kapan seharusnya seseorang mendapatkan vaksin setelah terinfeksi virus corona baru?
Banyak ahli menyarankan, seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 untuk sesegera mungkin mendapatkan vaksin.
Namun, ada satu peringatan.
Jika seseorang telah menerima antibodi monoklonal atau menerima donasi konvalesen, ia harus menunggu 90 hari setelah pulih dari Covid-19 untuk menerima vaksin.
Menurut Food and Drug Administration AS (FDA), antibodi monoklonal adalah protein yang dibuat di laboratorium yang meniru respons imun tubuh.
Sebab, jika telah mendapatkan donasi konvalesen atau antibodi monoklonal, tubuh tidak akan memberikan respons yang baik terhadap vaksin.