KOMPAS.com - Penyakit autoimun atau dikenal juga dengan istilah gangguan autoimun termasuk kategori penyakit yang umum terjadi, bahkan di sejumlah negara menempati posisi ketiga terbanyak setelah kanker dan penyakit kardiovaskular.
Dilansir dari Medical News Today, penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan Anda tidak dapat membedakan antara sel Anda sendiri dan sel asing, menyebabkan tubuh untuk menyerang sel-sel sehat.
Sebuah penelitian berjudul “The Prevalence of Autoimmune Disorders in Women: A Narrative Review” yang diterbitkan Cureus pada Mei 2020, menunjukkan data bahwa sekitar 80 persen dari semua pasien yang didiagnosis dengan penyakit autoimun adalah wanita.
Baca juga: 5 Gejala Penyakit Autoimun yang Umum Dirasakan Pengidapnya
Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa penyakit autoimun dua kali lebih mungkin menyerang wanita daripada pria.
Mekanisme timbulnya pasti penyakit autoimun masih belum jelas. Tetapi, para ilmuwan telah menunjukkan dua kemungkinan alasan mengapa penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Ini adalah:
1. Genetika
Jumlah gen yang lebih besar yang berasal dari kromosom X (wanita memiliki dua sedangkan pria memiliki satu) menciptakan kemungkinan yang jauh lebih besar dari jumlah mutasi yang lebih besar.
Kondisi ini diyakini menempatkan wanita pada risiko yang lebih besar untuk pengembangan penyakit autoimun.
2. Perubahan hormonal
Penyakit autoimun cenderung memengaruhi wanita selama transisi endokrin utama, seperti pubertas, kehamilan, dan menopause.
Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai
Perubahan ini memengaruhi sistem kekebalan secara signifikan karena interaksi antara hormon, sistem kekebalan, dan organ lain dalam tubuh seperti kulit pada psoriasis.
Wanita biasanya mengalami lebih banyak perubahan hormonal daripada pria, membuat penyakit autoimun lebih umum pada populasi ini.
Sebuah penelitian berjudul “Autoimmune Disease in Women: Endocrine Transition and Risk Across the Lifespan” yang diterbitkan Front Endocrinol (Lausanne), menunjukkan bahwa wanita juga lebih mungkin didiagnosis dengan beberapa gangguan autoimun.
Ada berbagai hal yang diyakini dapat meningkatkan risiko wanita memiliki penyakit autoimun.