Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2021, 11:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Ariska Puspita Anggraini

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cukup sering wanita mengeluh mengalami siklus haid yang tidak teratur atau mengalami menstruasi yang sedikit.

Namun, setiap wanita memanb dapat memiliki siklus menstruasi yang bervariasi karena kondisi ini disesuaikan dengan hormon dalam tubuhnya.

Setiap wanita juga dilahirkan dengan jumlah sel telur yang berbeda-beda dan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Hal ini juga dapat menyebabkan siklus haid wanita bervariasi.

Kriteria Siklus Haid Normal

Meski siklus haid setiap wanita berbeda-beda, siklus haid yang normal biasanya memiliki kriteria tertentu. Melansir Mayo Clinic, berikut kriteria siklus haid yang normal:

  1. Terjadi setiap 28 hari, umumnya wanita memiliki siklus haid sekitar 21 sampai 35 hari atau tiga sampai lima minggu sekali haid dari intervalnya
  2. Durasi
    Periode menstruasi berlangsung sekitar tiga sampai delapan hari, jika berlangsung selama dua hari tetapi darah yang dikeluarkan banyak maka masih normal
  3. Aliran menstruasi
    Pada hari pertama dan kedua cenderung lebih deras, bahkan menyebabkan tiga sampai empat kali ganti pembalut
  4. Nyeri
    Nyeri berlebihan yang menyebabkan penderita tidak dapat melakukan aktivitas apa pun selama seharian, dan masih terjadi hingga hari kelima menstruasi maka itu tidak normal.

Siklus haid yang tidak normal bisa menjadi tanda adanya kondisi kelainan hormonal. Salah satu gangguan hormonal yang menyebabkan gangguan ovulasi pada wanita adalah PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome).

Apa itu PCOS?

PCOS atau Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK), merupakan suatu kondisi kelainan hormonal yang terjadi pada wanita usia subur.

Hormon adalah suatu zat di dalam tubuh manusia yang membantu metabolisme tubuh. Pada PCOS, ovarium menghasilkan hormon androgen yang lebih banyak dari seharusnya.

Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi yang memicu beberapa masalah, seperti siklus haid tidak teratur, kenaikan berat badan, sulit hamil, dan sebagainya.

Siklus haid yang tidak teratur menandakan tidak terjadi ovulasi, yaitu proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi.

“Pada umumnya dalam tiga tahun pertama seorang wanita pada saat menstruasi itu harusnya udah teratur mens-nya. Jadi kalau belum teratur tahun keempat, tahun kelima, itu harus segera diperiksakan siapa tau ada kelainan hormon. Nah itu yang harus kita benahi dari awal,” jelas dr. Keven Tali, SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan, pada Doctor Talk (14/9).

PCOS yang terjadi dalam jangka pendek dapat menyebabkan disfungsi reproduksi, sedangkan jika dibiarkan terjadi dalam jangka panjang akan menyebabkan gangguan metabolik.

Penyebab sindrom ovarium polikistik masih belum diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan proses pengaturan ovulasi dan resistensi insulin.

Gejala-gejala PCOS mulai dirasakan saat menginjak usia pubertas (pertama kali haid) hingga masa menjelang menopause.

PCOS merupakan sindrom atau kumpulan gejala sehingga kondisi ini dapat diobati dengan penanganan yang tepat.

Tanda Wanita mengalami PCOS

Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis apakah wanita mengalami PCOS, yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com