Berikut beberapa kemungkinan pilihannya:
- Ketegangan otot: Obat pereda nyeri, istirahat, dan kompres dapat menyembuhkan ketegangan dari waktu ke waktu
- Gastroesophageal reflux disease (GERD): Perubahan gaya hidup dan pola makan seringkali dapat mencegah gejala
- Perikarditis (peradangan di perikardium): Seorang dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengurangi peradangan
- Angina: Pengobatan dan perubahan gaya hidup seringkali dapat mengurangi gejala. Terkadang operasi juga diperlukan
- Serangan jantung: Ini memerlukan perawatan darurat, yang mungkin termasuk pengobatan dan pembedahan
- Pneumonia: Istirahat dan obat-obatan dapat membantu mengobati infeksi. Seseorang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit jika gejalanya parah
- Paru-paru yang kolaps: Perawatan berfokus pada pelepasan udara yang terperangkap
- Emboli paru: Seseorang mungkin menerima obat pengencer darah, oksigen, dan pereda nyeri di rumah sakit
- Costochondritis atau kostokondritis (peradangan di tulang rawan yang menghubungkan tulang dada dengan tulang rusuk): Obat pereda nyeri, kompres, dan cukup istirahat diyakini dapat meredakan gejala
- Batu empedu: Serangan kandung empedu mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit
- Diseksi aorta (robeknya lapisan dalam pembuluh darah aorta): Kondisi ini memerlukan operasi darurat
Baca juga: Nyeri Dada yang Bukan Gejala Serangan Jantung
Kapan harus ke dokter saat mengalami dada terasa berat?
Orang-orang yang mengalami kecemasan atau depresi mungkin mengenali dada terasa berat sebagai salah satu gejala dari kondisi mereka.
Dalam hal ini, penderita masalah psikologis biasanya tidak perlu pergi ke dokter setiap kali gejala muncul.
Namun, karena rasa berat dan nyeri di dada memiliki banyak penyebab, yang terbaik adalah menemui dokter saat gejala baru muncul untuk pertama kalinya.
Sementara itu, siapa pun yang mengalami nyeri dada parah yang tiba-tiba, tidak dapat dijelaskan, harus menghubungi layanan darurat.
Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Dada yang Datang dan Pergi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.