Program hamil ini menyatukan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita (di laboratorium).
Pada wanita usia subur, proses IVF dilakukan dengan cara stimulasi, pengambilan sel telur, inseminasi, pembuahan, kultur embrio, dan transfer embrio.
Namun, karena wanita yang sudah menopause tidak dapat menghasilkan sel telur, proses IVF tidak menggunakan sel telur wanita yang akan hamil, melainkan menggunakan sel telur dari donor.
Setelah sel telur yang dibuahi membelah dan menjadi embrio di luar tubuh wanita, baru setelah itu bakal janin ditempatkan di dalam rahim wanita.
Jadi, jika wanita sudah menopause masih menghendaki hamil, teknologi kedokteran dapat membantu mewujudkannya dengan proses IVF.
Baca juga: 10 Penyebab Menopause Dini pada Wanita
Seperti hamil alami, hamil dengan proses IVF setelah wanita menopause juga ada risikonya. Namun, hal itu sangat tergantung dengan kondisi kesehatan calon ibu hamil.
Mengingat biasanya menopause dialami wanita usia 40 tahun ke atas, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Dilansir dari Healthline, berikut beberapa di antaranya:
Jika belum menopause tapi masih memasuki fase pra-menopause, ada kemungkinan wanita masih bisa hamil secara alami.
Apabila sudah memasuki masa menopause tapi wanita masih ingin bisa hamil, coba diskusikan dengan dokter untuk kemungkinan menjalankan program hamil dengan IVF.
Baca juga: 6 Efek Menopause pada Tubuh Wanita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.