Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Luka Susah Sembuh pada Penderita Diabetes?

Kompas.com - 22/10/2021, 08:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Ketika seseorang menderita diabetes, luka bisa memakan waktu lebih lama untuk sembuh.

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lain yang berkembang.

Seseorang yang mengelola diabetesnya dengan baik dapat meningkatkan tingkat penyembuhan luka dan mengurangi kemungkinan terkena infeksi parah.

Baca juga: 7 Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi pada Penderita Diabetes

Diabetes dan penyembuhan luka

Melansir dari Medical News Today, luka kecil, sayatan, dan luka bakar adalah bagian kehidupan yang sering kali tidak dapat dihindari.

 

Bagi banyak orang, luka ini mungkin tidak berarti apa-apa.

Namun, bagi penderita diabetes, luka ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Banyak penderita diabetes mengalami luka yang lambat sembuh, tidak sembuh dengan baik, atau tidak pernah sembuh.

Terkadang, infeksi mungkin berkembang.

Infeksi dapat menyebar ke jaringan dan tulang di dekat luka atau area tubuh yang lebih jauh.

Dalam beberapa kasus, dan tanpa perawatan darurat, infeksi dapat mengancam jiwa atau bahkan berakibat fatal.

Ketika infeksi tidak berkembang pada luka, penyembuhan yang lambat dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.

Luka atau cedera pada kaki atau tungkai dapat membuat sulit berjalan.

Baca juga: 3 Gejala Diabetes yang Sering Dialami Pria

Sangat penting bahwa orang yang menderita diabetes menjaga kadar gula darahnya tetap terkendali untuk mengurangi risiko luka dan komplikasi yang lambat sembuh, termasuk borok kaki.

Menurut beberapa laporan, borok kaki akan berkembang di sekitar 1 dari 4 orangS dengan diabetes.

Ulkus kaki adalah luka yang menyakitkan yang pada akhirnya dapat menyebabkan amputasi kaki.

Penyebab luka susah sembuh pada penderita diabetes

Sebuah studi pada tahun 2013 menemukan korelasi yang jelas antara glukosa darah dan penyembuhan luka.

Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang menjalani operasi untuk luka diabetes kronis lebih mungkin untuk sembuh sepenuhnya jika mereka mengontrol glukosa darah mereka dengan baik saat operasi.

Diabetes menyebabkan gangguan dalam produksi atau sensitivitas tubuh terhadap insulin, yakni hormon yang memungkinkan sel-sel untuk mengambil dan menggunakan glukosa dari aliran darah untuk energi.

Gangguan pada insulin ini membuat tubuh lebih sulit mengatur kadar glukosa darah.

Ketika glukosa darah tetap tinggi secara permanen, itu merusak fungsi sel darah putih.

Sel darah putih adalah pusat peran sistem kekebalan tubuh.

Ketika sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh kurang mampu melawan bakteri dan menutup luka.

Orang dengan diabetes yang tidak terkontrol dapat mengembangkan sirkulasi yang buruk.

Saat sirkulasi melambat, darah bergerak lebih lambat, yang membuat tubuh lebih sulit mengirimkan nutrisi ke luka.

Akibatnya, luka sembuh dengan lambat, atau mungkin tidak sembuh sama sekali.

Diabetes juga dapat menyebabkan neuropati (kerusakan saraf), yang juga dapat mempengaruhi penyembuhan luka.

Baca juga: Tips Meningkatkan Tidur untuk Penderita Diabetes

 

Glukosa darah yang tidak terkontrol dapat merusak saraf, sensasi mati rasa di area tersebut.

Ini mungkin berarti bahwa penderita diabetes yang mengalami trauma pada kaki mereka mungkin tidak menyadari cedera tersebut.

Jika seseorang tidak menyadari adanya cedera, mereka mungkin tidak menerima perawatan, yang mungkin membuat lukanya semakin parah.

Kombinasi penyembuhan yang lambat dan sensasi yang berkurang di area tersebut secara signifikan meningkatkan risiko infeksi.

Orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 memiliki peningkatan risiko terkena infeksi bakteri pada luka.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ini meliputi:

  • keringat terganggu
  • kulit kering dan pecah-pecah
  • infeksi kuku
  • kelainan kaki, seperti kaki Charcot

Cara lain diabetes dapat mempengaruhi penyembuhan luka meliputi:

  • berkurangnya produksi hormon pertumbuhan dan penyembuhan
  • penurunan produksi dan perbaikan pembuluh darah baru
  • penghalang kulit yang melemah
  • produksi kolagen berkurang

Baca juga: 7 Penyebab Diabetes Tipe 2 pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi

Orang yang mengalami penyembuhan luka yang buruk karena efek diabetes pada saraf dan pembuluh darah mungkin juga mengalami komplikasi lain.

Ini termasuk penyakit jantung , penyakit ginjal, dan masalah mata.

Jika luka yang tidak diobati menjadi terinfeksi, infeksi dapat menyebar secara lokal ke otot dan tulang.

Dokter menyebutnya sebagai osteomielitis.

Jika infeksi berkembang di luka dan tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang ke tahap gangren.

Gangren adalah penyebab umum amputasi pada orang yang kehilangan anggota badan akibat diabetes.

Terkadang, orang dengan infeksi yang tidak terkontrol mengembangkan sepsis , yang terjadi ketika infeksi menyebar ke aliran darah.

Sepsis bisa mengancam jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau