Ensefalitis primer atau infeksi dapat terjadi jika jamur, virus, atau bakteri menginfeksi otak.
Ensefalitis sekunder, atau pasca-infeksi, adalah ketika sistem kekebalan merespons infeksi sebelumnya dan secara keliru menyerang otak.
Baca juga: 8 Akibat Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai
Pasien biasanya mengalami demam, sakit kepala, dan fotofobia (sensitivitas berlebihan terhadap cahaya).
Mungkin juga merasa lemah dan kejang.
Individu tersebut mungkin juga mengalami kaku kuduk (kaku leher) yang dapat menyebabkan kesalahan diagnosis meningitis.
Mungkin ada kekakuan anggota badan, gerakan lambat, dan kecanggungan.
Pasien mungkin juga mengantuk dan batuk.
Kasus ensefalitis juga dapat terjadi pada anak kecil dan bayi.
Awalnya, ensefalitis lebih sulit dideteksi pada anak kecil dan bayi.
Biasanya, anak kecil dan bayi yang mengalami muntah yang terus-menerus dan ada benjolan di ubun-ubun.
Biasanya juga ia akan terus menangis dan mengalami kekakuan pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga: Pendarahan Otak Bisa Menyebabkan Kematian, Cegah dengan Cara Berikut
Ensefalitis dapat berkembang sebagai akibat dari infeksi langsung ke otak oleh virus, bakteri, atau jamur, atau ketika sistem kekebalan merespons infeksi sebelumnya.
Pada proses ini, biasanya sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan otak.
Ensefalitis primer (menular) dapat dibagi menjadi tiga kategori utama virus:
Ensefalitis sekunder dapat disebabkan oleh komplikasi infeksi virus.