Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2021, 18:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Emfisema adalah bentuk penyakit paru-paru kornis atau jangka panjang.

Dilansir dari WebMD, dengan emfisema, alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru menjadi rusak dan tidak bisa diperbaiki.

Seiring waktu, kerusakan paru-paru bisa menjadi semakin parah.

Baca juga: 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai

Inilah yang dapat terjadi:

  • Jaringan rapuh di antara kantung udara hancur dan kantung udara terbentuk di paru-paru
  • Udara terperangkap dalam kantong jaringan yang rusak ini
  • Paru-paru perlahan menjadi lebih besar, dan penderita merasa lebih sulit untuk bernapas

Emfisema dapat mengurangi luas permukaan paru-paru dan pada gilirannya juga bisa memengaruhi jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.

Kebanyakan orang dengan emfisema juga memiliki bronkitis kronis.

Bronkitis kronis adalah peradangan pada saluran yang membawa udara ke paru-paru (saluran bronkial).

Emfisema dan bronkitis kronis adalah dua kondisi yang membentuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Kondisi ini disebut “obstruktif” karena seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi kelancaran aliran udara masuk dan atau keluar dari paru-paru.

Merokok adalah penyebab utama PPOK.

Pengobatan dapat memperlambat perkembangan PPOK, tetapi tidak bisa membalikkan kerusakan.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Gejala emfisema

Ada sejumlah kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala emfisema.

Merangkum Medical News Today, gejala utama emfisema meliputi:

  1. Sesak napas atau dispnea
  2. Batuk kronis yang menghasilkan lendir
  3. Mengi dan suara siulan atau mencicit saat bernafas
  4. Sesak di dada

Pada awalnya, seseorang mungkin memperhatikan gejala-gejala ini selama aktivitas fisik.

Namun, seiring perkembangan kondisi, gejala juga bisa mulai terjadi saat istirahat.

Emfisema dan PPOK berkembang selama beberapa tahun.

Pada tahap selanjutnya, seseorang mungkin akan memiliki:

  • Infeksi paru-paru yang sering dan kambuh
  • Gejala yang memburuk, termasuk sesak napas, produksi lendir, dan mengi
  • Penurunan berat badan dan nafsu makan berkurang
  • Kelelahan dan kehilangan energi
  • Bibir atau kuku yang berwarna biru atau sianosis karena kekurangan oksigen
  • Kecemasan dan depresi
  • Masalah tidur

Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Kapan harus ke dokter?

Dilansir dari Mayo Clinic, siapa saja dianjurkan untuk dapat menemui dokter jika mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan selama beberapa bulan, terutama jika semakin parah atau mengganggu aktivitas sehari-hari.

Jangan mengabaikannya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa itu terjadi karena penuaan atau masalah biasa.

Sementara itu, sebaiknya cari pertolongan medis segera jika:

  • Sesak napas parah sampai tidak bisa menaiki tangga
  • Bibir atau kuku menjadi biru atau abu-abu karena aktivitas
  • Tidak waspada secara mental

Dokter bisa membantu memastikan penyebab keluhan yang terjadi dan memberikan saran pengobatan terbaik.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Sesak Napas Secara Alami

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau